Dark/Light Mode

Inflasi April 0,08 Persen, BI Happy

Selasa, 5 Mei 2020 12:22 WIB
Bank Indonesia. (Foto: ist)
Bank Indonesia. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2020 tetap rendah dan terkendali. Inflasi IHK pada April 2020 tercatat 0,08 persen (mtm), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,10 persen (mtm). Bank Indonesia pun happy. 

"Perkembangan ini dipengaruhi oleh inflasi inti yang melambat, serta kelompok volatile food dan administered prices yang kembali mencatat deflasi," terang Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko, Selasa (5/5).

Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan inflasi IHK April 2020 tercatat sebesar 2,67 persen (yoy). Angka ini menurun dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 2,96 persen (yoy). 

Baca juga : Melemah 1,4 Persen, Rupiah Loyo Lagi

"Ke depan, BI terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dan terkendali dalam sasarannya sebesar 3 persen plus minus 1 persen pada 2020," tuturnya. Koordinasi dengan Pemerintah tersebut lanjut Onny, termasuk untuk mengendalikan inflasi pada bulan Ramadan dan Idul Fitri 1441 H. 

Sementara inflasi inti pada April 2020 tercatat melambat dari 0,29 persen (mtm) pada bulan sebelumnya menjadi 0,17 persen (mtm). Menurut kelompok barang, perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh deflasi komoditas bawang bombay, di tengah komoditas gula pasir dan emas perhiasan yang mencatat kenaikan harga. 

Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,85 persen (yoy), sedikit melambat dibandingkan dengan inflasi Maret 2020 sebesar 2,87 persen (yoy). Inflasi inti yang menurun, sebutnya, tak terlepas dari konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi tetap terjaga, dan dampak permintaan domestik yang melambat sejalan dampak pandemi Covid-19.

Baca juga : Efek Corona, Inflasi April Cuma 0,08 Persen

Kelompok volatile food kembali mencatat deflasi sebesar 0,09 persen (mtm), setelah pada Maret 2020 mengalami deflasi sebesar 0,38 persen (mtm). "Perkembangan ini dipengaruhi koreksi harga yang cukup dalam di beberapa komoditas seperti cabai merah, daging dan telur ayam ras, serta bawang putih akibat melambatnya permintaan seiring pandemi Covid-19 serta memadainya pasokan," sebutnya.

Sementara itu, inflasi komoditas bawang merah cukup tinggi didorong oleh pasokan panen bawang merah yang belum meningkat. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food pada bulan ini tercatat 5,04 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 6,48 persen (yoy). Kelompok administered prices juga kembali mencatat deflasi sebesar 0,14 persen (mtm), lebih rendah dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,19 persen (mtm). 

Onny mengatakan, deflasi ini terutama disumbang oleh koreksi tarif angkutan udara seiring penurunan permintaan. Berbeda dengan perkembangan di tarif angkutan, komoditas aneka rokok dan Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) mencatat inflasi yang meningkat. 

Baca juga : Usul Gaji PNS Dipotong 50 Persen, Ganjar Malah Di-bully

Secara tahunan, kelompok administered prices tercatat deflasi sebesar 0,09 persen (yoy), lebih rendah dari bulan Maret 2020 yang mengalami inflasi sebesar 0,16 persen (yoy). [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.