Dark/Light Mode

Perangi Covid-19, Tito Ingatkan Jangan Saling Salahkan

Selasa, 19 Mei 2020 20:50 WIB
Tito Karnavian (Foto: Istimewa)
Tito Karnavian (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam perang melawan penyebaran Covid-19, semua pihak harus bersatu. Saling dukung. Jangan saling salahkan. Semuanya, baik itu Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, harus belajar dari pengalaman negara lain, apa kelebihan yang bisa diambil dan kekurangan yang bisa dipelajari.

Demikian ditekan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian saat memberi arahan dalam pertemuannya dengan Bupati Bogor Ade Yasin dan Wali Kota Bogor Bima Arya, di Kompleks Kantor Bupati Bogor, Selasa (19/5). Mendagri datang ke Bogor dalam rangka kunjungan kerja untuk menguatkan koordinasi dalam penanganan dan penanggulangan Covid-19. 

Pertemuan itu juga dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudi Susmanto, Danrem 061 Surya Kencana Brigjen TNI Agus Subiyanto, perwakilan Danlanud Atang Senjaya (ATS) Kadisops ATS Kolonel PNB Agni Prayogo, Dandim 0621 Kabupaten Bogor Letkol Sukur Hermanto, Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy, Ketua Pengadilan Negeri Cibinong Irfanudin, Kajari Kabupaten Bogor Munaji, Sekda Kabupaten Bogor Burhanudin, Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto, Dandim Kota Bogor Kolonel Arm. Teguh Cahyadi, Kapolresta Bogor Kombes Hendri Fiuser, Kajari Kota Bogor Bambang Sutrisna, Ketua Pengadilan Negeri Ridwan, dan Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat. 

Baca juga : Cegah Covid-19, Trump Minum Pil Kina

“Ada dua hal yang ingin saya sampaikan, tekankan, dalam konteks saya menyampaikan pandemi terluas di dunia dan wabah terluas di Indonesia. Artinya apa? Ini barang baru, sesuatu yang baru bagi dunia, maka tidak ada negara yang betul-betul siap menghadapi ini," ucap Tito.

Semua negara yang terjangkit Covid-19, menurut Tito, saling belajar. Bahkan, negara yang paling jago pun seperti Amerika Serikat, Italia, Spanyol, Inggris, Jerman, dan Perancis juga jadi korban. Tidak hanya itu, korban yang terjangkit Covid-19 atau yang meninggal di negara-negara tersebut jauh lebih banyak daripada Indonesia.

"Nah, kita belajar dari semua negara, belajar satu sama lain dari keberhasilan dan juga dari kegagalan. Karena semua mencari format. Dan yang kedua, kita juga sekali lagi karena ini wabah terluas dalam sejarah Indonesia modern semenjak 1945, semua provinsi saling belajar satu sama lain. Jadi, saya pikir kita tidak perlu saling menyalahkan satu sama lain. Tapi kita belajar dari negara lain, kita belajar dari daerah lain, belajar dari keberhasilan mereka, dan belajar dari kekurangberhasilannya mereka, kok bisa naik terus? Ada apa? Kok yang itu bisa turun, kenapa? Kok Bali bisa turun," tutur Tito.

Baca juga : Penyebab Klaster Baru Covid-19 di Pademangan Barat, Jamaah Tabligh Tidak Isolasi

Tito juga mengingatkan, krisis kesehatan akibat Covid-19 bisa mengarah kepada krisis multidimensi. Dari krisis kesehatan bisa menjadi krisis kemanusiaaan karena banyak yang meninggal. Dan ini juga berdampak kepada krisis keuangan.

“Kita tahu karena pembatasan-pembatasan yang terjadi, hotel-hotel, pariwisata banyak yang. Pabrik-pabrik tutup. Semua kgiatan melamban. Ini memberikan pukulan semua negara. Pertumbuhan ekonomi semua jatuh, semua. Bahkan sudah ada yang minus, kita masih 2 koma sekian per hari ini," katanya.

Sektor keuangan pun, lanjut Tito, mengalami pukulan berat. Pemerintah pusat, keuangannya terpukul, karena pendapatan negara berkurang drastis. Pendapatan lebih kecil. Sementara belanja besar. Maka  defisit tak bisa dihindari.

Baca juga : Atasi Covid-19, Macan Kemayoran Salurkan Donasi Hasil Galang Dana

"Nah di pusat yang terjadi dengan adanya krisis ini pendapatan jelas berkurang. Pendapatan kita nomor satu dari sawit, nomor 2 dari pariwisata, tiga dari batubara, baru yang lain-lain. Ini semua jatuh, itu diperkirakan hampir 400 triliun dari asumsi yang diharapkan awal tahun, dan ini berpengaruh. Semua kami dipotong, kami, Kemendagri dari 3 triliun dipotong 1 triliun, sudah. Tapi saya sampaikan kepada teman-teman jangan  mengeluh. Ini semua keadaan baru, semua terpukul," ujarnya. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.