Dark/Light Mode

Dituding Terima Triliunan Dari Impor, Mendag Ngeles

Rabu, 20 Februari 2019 09:46 WIB
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (Foto: M Qori Haliana/Rakyat Merdeka)
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (Foto: M Qori Haliana/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita ogah menanggapi tudingan dirinya menerima duit triliunan rupiah, karena membuka keran impor pangan lebar-lebar. Menurutnya, keputusan impor sudah melalui rapat koordinasi (rakor) dengan para menteri. Enggar ngeles?

“Ngapain tanggapi itu. Proses impor bagaimana sih? Dari keputusan rakor kan?,” ujar Enggar usai acara penandatanganan reaktivasi IK-CEPA dalam acara Indonesia-Korea CEO Business Forum di Shangri-La Hotel, Jakarta, Selasa (19/2).

Sepanjang 2018, pemerintah cukup gencar melakukan impor pangan. Misalnya, impor beras hingga mencapai dua juta ton. Kemudian, pemerintah juga mengimpor garam dan gula industri. Masing-masing dilakukan agar perusahaan makanan dan minuman masih bisa berproduksi. Terakhir, pemerintah memutuskan mengimpor jagung untuk pakan ternak. Pasalnya, pasokan jagung telah menipis dan menyebabkan harga merangkak naik.

Baca juga : Pak Pos Mengaku Tidak Mogok Kerja

Enggar mengaku tak pernah membuka kran impor, kecuali ada keputusan rakor yang mengizinkan impor. Setelah ada keputusan, pihaknya akan menyiapkan izin impor. "Hanya izinnya (dari Kemendag, red), yang melakukan impornya Bulog. Dijelaskan seperti itu, supaya tahu ini prosesnya adalah keputusan rakor Menko" pungkasnya.

Sebelumnya, ekonom senior Faisal Basri menuding Enggar menikmati triliunan rupiah dari impor beras, jagung dan gula. Dia menyarankan Enggar tidak dipilih lagi jadi menteri atau dipecat dari sekarang. "Dia buka impor gula, impor beras ,dan impor garam. Dapat triliunan dari tiga komoditi itu, lezat," kata Faisal dalam acara "Mandiri Investasi" di Ritz Carlton Pacific Place, Rabu (13/2) lalu.

Tudingan itu mengacu kepada lonjakan impor pangan seperti beras, gula hingga garam yang disebutnya sebagai masalah di Indonesia. Faisal menuding, masalah itu terjadi karena pejabat pemerintah dalam hal ini Mendag salah urus.

Baca juga : Dulu Impor, Sekarang Mau Ekspor

Faisal menyebut, pemerintah terlalu lebar membuka keran impor, hingga mengalir deras. Enggar sebagai Mendag, disebut turut andil memuluskan impor dengan membuat Peraturan Menteri, untuk kuota impor yang tinggi.

Ditegaskan, keran impor yang dibuka terlalu lebar memiliki rente atau keuntungan yang besar, plus masalah yang besar. "Saya sampaikan di forum-forum terbuka, pecat Enggar. Selesai. Karena, dia jadi bagian masalah impor. Rentenya luar biasa besar. Gula harganya Rp 12.500 biaya impor Rp 4.000, ditambah ongkos jadilah Rp 7.000 sisanya banyak itu, besar bisa triliunan," terang Faisal.

Ia menambahkan, di era reformasi, praktek rente dari pejabat belum berkurang. Ongkos politik malah semakin mahal. [BSH/NET]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.