Dark/Light Mode

Berat Badan Presiden Turun, Beban Hidup Rakyat Naik

Rabu, 22 Juli 2020 06:59 WIB
Presiden Jokowi (tengah) saat menerima jajaran pengurus Partai Gelora di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/7). (Foto: Twitter)
Presiden Jokowi (tengah) saat menerima jajaran pengurus Partai Gelora di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/7). (Foto: Twitter)

 Sebelumnya 
Akun @Indotekh menyebut beban rakyat saat ini makin tinggi. harus bayar listrik, kontrakan, dan kuota untuk anak sekolah. “Biaya BPJS juga naik. Kami berusaha sendiri. Tidak di beri pasilitas seperti presiden oleh negara dari uang rakyat,” ujarnya.

Cuitan sebagian warganet ini senapas dengan hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis, kemarin. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, sebanyak 57 persen masyarakat menganggap perekonomian nasional saat ini dalam kondisi sulit. “Mayoritas responden menilai buruk,” kata Burhanuddin.

Sebanyak 12,2 persen responden berpendapat bahwa kondisi perekonomian nasional saat ini sangat buruk. Lalu, sebanyak 19,6 persen menilai kondisi perekonomian nasional sekarang ini sedang. Hanya 9,7 persen masyarakat berpandangan ekonomi dalam kondisi baik.

Baca juga : Kepercayaan Publik Tinggi, Kejaksaan Agung Kini Jadi Harapan Rakyat

Hasil Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bulan lalu, juga menyampaikan hasil senada. Bahwa rakyat makin susah karena dampak wabah virus corona. Sebagian menganggap ekonomi mereka sangat terpuruk karena beban semakin tinggi. Hasil survei itu menunjukkan 77 persen mayoritas rakyat menyatakan virus corona telah mengancam pemasukan atau penghasilan mereka.

Lebih jauh lagi, sekitar 25 persen warga atau 50 juta warga dewasa menyatakan sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan pokok tanpa pinjaman. Lainnya, 15 persen warga menyatakan tabungan yang dimiliki hanya cukup untuk beberapa minggu, dan 15 persen warga menyatakan tabungan yang dimiliki hanya cukup untuk satu minggu.

“Survei ini juga menunjukkan 67 persen rakyat Indonesia menyatakan kondisi ekonominya semakin memburuk sejak pandemi Covid-19,” kata Saiful Mujani.

Baca juga : Terbangkan BlackHawk, Kaki Diamputasi Di Irak

Kalangan yang paling terkena dampak ini adalah mereka yang bekerja di sektor informal dan kelompok yang mengandalkan pendapatan harian.

Founder Ok Oce, Sandiaga Uno mengungkapkan, masyarakat sudah sangat khawatir dengan keadaan ekonomi di tengah pandemi yang sudah memasuki bulan kelima ini. Menurut dia, hasil survei Indikator Politik hampir sama dengan pengamatannya selama ini sebagai relawan Indonesia bersatu lawan Covid-19.

Sandi bilang, berdasarkan data terakhir yang dimiliki Ok Oce, sekitar 47 persen UMKM menutup usahanya karena terdampak pandemi. “Mereka yang kehilangan pekerjaan, kehilangan mata pencahariannya juga mungkin sudah di atas 5 juta orang,” kata Sandi.

Baca juga : PAN Yakin Presiden Memilih Yang Terbaik

Di tempat terpisah, Indef memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II dan III akan tumbuh negatif. Artinya resesi akan segera tiba. Direktur Indef, Tauhid Ahmad, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal II akan tumbuh negatif di kisaran -3,26 persen sampai -3,88 persen.

Dia bilang, ancaman pertumbuhan ekonomi negatif juga masih membayangi di kuartal III nanti. di kuartal III diprediksi di kisaran -1,3 persen (skenario sedang) hingga -1,75 persen (skenario berat). Karena itu, dia mendorong aspek kemandirian ekonomi harus menjadi arus utama dalam menata arsitektur ekonomi pasca pandemi, agar cita-cita kesejahteraan bisa diwujudkan.[BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.