Dark/Light Mode

Corona Tembus 100 Ribu

Jokowi Harap-harap Cemas

Selasa, 28 Juli 2020 07:02 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: Sekretariat Kabinet)
Presiden Jokowi. (Foto: Sekretariat Kabinet)

 Sebelumnya 
Tak hanya itu, eks Walikota Solo ini meminta kepada Komite yang di komandoi Airlangga Hartarto itu, untuk menurunkan angka kematian serendah rendahnya. Lalu meningkatkan angka kesembuhan setinggi-tingginya, dan kendalikan laju pertumbuhan kasus kasus positif baru.

Untuk mewujudkan target tersebut, Jokowi berpesan agar pengujian, penelusuran, dan perawatan pasien corona harus dilakukan secara massif dan lebih agresif. Kedua, Jokowi minta jajarannya meningkatkan serapan anggaran stimulus Covid-19 sebesar Rp 695 triliun.

Data yang diterima Presiden per 22 Juli lalu, anggaran baru terserap 19 persen atau sekitar Rp136 triliun. “Ini masih belum optimal dan kecepatannya masih kurang,” ujarnya.

Jokowi lantas memerinci serapan anggaran. Bidang perlindungan sosial baru terserap 38 persen, UMKM sebesar 25 persen, sektor kesehatan baru terealisasi 7 persen, dan insentif dunia usaha baru 13 persen. Demikian halnya dengan dukungan untuk sektoral dan pemerintah daerah yang juga baru ter serap 6,5 persen.

Baca juga : Doni Monardo: Corona Bukti Ancaman Nyata!

Agar serapan anggaran lebih cepat, Jokowi minta jajarannya membuat terobosan. Kalau perlu merevisi regulasi yang menghambat serta menghilangkan ego sektoral. “Bekerja lebih cepat, sehingga serapan anggaran yang belum optimal tadi, betulbetul segera diselesaikan,” tuturnya.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga merangkap sebagai Ketua Komite mengungkapkan hasil rapat dengan Presiden. Dia bilang, Komite sudah menyiapkan obat agar Indonesia tak masuk jurang resesi. Salah satu obat itu adalah pemerintah akan melakukan belanja besar-besaran di kuartal ketiga dan keempat. Tujuannya untuk meningkatkan permintaan dalam negeri sekaligus menggerakkan dunia usaha.

Dengan cara ini, kata Airlangga, maka kontraksi ekonomi akibat efek domino Covid-19 bisa diredam. Selain itu, pemerintah mendorong penyaluran bansos dan program padat karya. Kemudian kartu prakerja, subsidi gaji, dan penyaluran kredit modal kerja dan penjaminan pemerintah dengan prioritas UMKM.

Airlangga melanjutkan, pemerintah juga memutuskan untuk memberikan subsidi listrik selain kepada kelompok berpenghasilan rendah, juga kepada para pelaku industri. Berupa relaksasi abonemen atau biaya listrik minimum yang selama ini jadi beban. “Pemerintah juga menyiapkan program yang disebut beli produk Indonesia,” papar Airlangga.

Baca juga : Negatif Corona, Jokowi Girang Banget

Di tempat terpisah, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, pandemi bisa diatasi jika masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Mulai dari menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan.

Ia menegaskan corona itu ancaman nyata. Ibarat malaikat pencabut nyawa. Korban di seluruh dunia sudah lebih dari 600.000 orang. “Semua harus sadar ini bukan konspirasi, bukan rekayasa, sejarah flu spanyol harus jadi pelajaran,” kata Doni seusai rapat.

Ia juga mengatakan, saat ini Indonesia belum mencapai puncak wabah Covid-19. Sebab, data terus menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Karena itu, ia minta masyarakat disiplin melakukan protokol kesehatan.

Sementara itu, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menilai wajar kalau presiden harapharap cemas. Soalnya angka penambahan positif Covid-19 terus bertambah. Dengan kondisi ini sulit untuk melihat puncak pandemi.

Baca juga : Soal Pembubaran 18 Lembaga, Ombudsman Usul Jokowi Evaluasi BLU

Dia bilang, ada dua hal untuk me mutus rantai penyebaran Covid-19. Pertama, membatasi mobilitas penduduk dan kedua, mengubah perilaku masyarakat. Sayangnya, kedua hal itu tak terpenuhi dengan baik. Pelonggaran PSBB misalnya, menyebabkan penambahan kasus. Begitu juga soal perilaku masyarakat.

Menurut dia, masyarakat makin abai terhadap protokol kesehatan apalagi setelah pemerintah tidak lagi menayangkan perkembangan kasus harian melalui siaran langsung. “Padahal komunikasi itu membuat masyarakat mau mengikuti protokol kesehatan,” kata Hermawan, kemarin. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.