Dark/Light Mode

Pimpin Rapat Corona

Ma`ruf Marahnya Halus Banget

Jumat, 14 Agustus 2020 06:59 WIB
Wakil Presiden Ma`ruf Amin. (Foto: Instagram)
Wakil Presiden Ma`ruf Amin. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sehari setelah viral berita analisis pergantian kursi wapres, Ma’ruf amin tampil ke publik. Ma’ruf bahkan langsung memimpin rapat pemulihan ekonomi yang terdampak corona.

Dalam rapat itu, Ma’ruf terlihat tak bisa menutupi kekecewaan saat membaca rendahnya penyerapan anggaran pemulihan ekonomi nasional. Meski kesal, Ma’ruf tidak sampai meninggikan suaranya, apalagi sampai mengeluarkan kata-kata ancaman. Ma’ruf marahnya halus banget.

Kemarin, Ma’ruf memimpin rapat Perkembangan Pelaksanaan Kebijakan Pemulihan Ekonomi nasional dari rumah dinasnya, di Jalan Diponegoro no 2, Jakarta Pusat. Rapat digelar secara online. Ma’ruf didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar; Plt Feputi Bidang Dukungan Ekonomi, infrastruktur, dan Kemaritiman Guntur Iman Nefianto; Staf Khusus Wapres Bambang Widianto; Staf Khusus Wa pres Bidang Komunikasi dan informasi Masduki Baidlowi.

Sementara di layar monitor ada Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Baca juga : Pengamat: Kiai Ma`ruf Kaya Pengalaman di Politik, Jangan Diremehkan

Ada dua poin utama yang jadi sorotan Ma’ruf dalam rapat tersebut: kesehatan dan ekonomi. Soal kesehatan, dia terlihat kecewa, lantaran tingkat penularan corona masih tinggi. Masih tingginya penularan Covid'19 ini, bisa menimbulkan ketakutan kepada masyarakat.

“Khususnya masyarakat kelas menengah ke atas untuk melakukan kegiatan ekonomi, termasuk belanja dan konsumsi. ini menimbulkan ekonomi tidak berjalan,” keluh Ma’ruf.

Soal ekonomi, menurut Ma’ruf, hanya ada satu cara untuk menggerakkan roda perekonomian, yakni belanja pemerintah. Namun sayangnya, kata dia, penyerapan anggaran kementerian/lembaga maupun anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) masih rendah.

Bagaimana tidak kecewa, realisasi belanja keseluruhan kementerian/lembaga sampai Agustus baru 48 persen. dari 10 kementerian/lembaga terbesar, Kementerian Perhubungan dan Kemen terian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merupakan yang paling cepat melakukan penyerapan. Sedangkan Kementerian Kesehatan merupakan yang terendah, yakni 34,3 persen.

Baca juga : Jokowi Masih Dipercaya Rakyat

Begitu juga realisasi Program PEN Catatan Ma’ruf, dari pagu Rp 695,2 triliun, yang baru terserap hanya Rp 151,25 triliun atau 21,8 persen. Lagi-lagi yang digarisbawahi kesehatan. dari pagu Rp 87,55 triliun, yang terserap Rp 7,14 triliun, atau 8,1 persen. Sedangkan untuk dukungan UMKM dari pagu Rp 123,47 triliun, baru terserap Rp 32,5 triliun atau 26,3 persen.

Ma’ruf juga mempertanyakan skenario cadangan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani, apabila kementerian/lembaga tidak dapat menyerap anggaran yang ada. Hal terakhir yang ditanyakan adalah progres Program Produktif usaha Mikro dan Subsidi upah.

Lalu bagaimana tanggapan Sri Mulyani? Dia berjanji akan menggenjot penyerapan anggaran Program Pemulihan Ekonomi. dia juga yakin kementerian/ lembaga mampu menyerap dengan baik anggaran yang ada. “Karena ini ada sumber dayanya. Tinggal dieksekusi,” cetus Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Sementara Menteri BUMN Erick Thohir yang juga Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional mengatakan, sampai kemarin sudah ada 8,7 juta pekerja yang terdata sebagai penerima subsidi gaji. “Insyallah nanti, saat program ini digelontorkan 24 Agustus oleh Bapak Presiden, mudah-mudahan angkanya maksimal, mendekati 15 juta,” terang Erick.

Baca juga : Kadin: Tingkat Konsumsi dan Daya Beli Harus Dijaga

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, untuk mempercepat penyerapan anggaran perlu merombak stimulus yang ada, khususnya terkait UMKM. Pasalnya, sebagian besar stimulus ini diberikan ke bank. Dampaknya, bank akan sangat hati-hati karena mempertimbangkan risiko UMKM. Jadi saling kunci.

Oleh karena itu tidak bisa stimulus andalkan perbankan. Langsung saja kasih hibah modal kerja ke UMKM, transfer by name by address. Langsung cair cepat anggarannya,” usulnya saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Ekonom CORE Indonesia, Piter Abdullah Redjalam memandang, hambatan utama realisasi anggaran ada di birokrasi dan rendahnya sense of crisis para pejabat. “Para pengambil kebijakan harus punya sense of crisis, menyadari pentingnya keputusan yang cepat. apa bila diperlukan berani melakukan terobosan agar program dapat dilaksanakan, sekaligus merealisasikan pencairan anggaran,” ulasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.