Dark/Light Mode

Tak Hanya Urus Corona

Mensos Percepat Tangani Stunting

Kamis, 15 Oktober 2020 11:22 WIB
Menteri Sosial Juliari Batubara. (Foto: Instagram)
Menteri Sosial Juliari Batubara. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Sosial (Kemensos) mempercepat penanganan stunting di Indonesia melalui program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/ Program Sembako.

Menteri Sosial, Juliari P. Batubara mempertimbangkan beras fortifikasi sebagai komoditas BPNT untuk mempercepat penanganan stunting.

Untuk mendorong percepatan program, Mensos menugaskan Sekjen Kemensos membentuk satu tim lintas Kementerian/lembaga (K/L). Tugasnya untuk segera merumuskan roadmap mengenai penggunaan beras fortifikasi terhadap BPNT. 

Baca juga : Bank Mandiri Perkuat Layanan Digital Di Banten

“Untuk mempercepat, saya mengagendakan rapat dengan K/L terkait agar kebijakan ini dapat disepakati oleh lintas K/L sehingga implementasinya lebih kuat,” kata Mensos, kemarin.

Berbagai kajian terkait penggunaan beras fortifikasi diyakini bisa digunakan dengan baik dalam program bansos pangan yang sudah dijalankan selama ini. “Saya meminta K/L terkait turut mendukung, sehingga masalah stunting di Indonesia dapat dikurangi secara efektif dan massif,” katanya.

Pemerintah menargetkan mempercepat penanganan stunting agar target 14 persen tercapai dengan BPNT. Kemensos membuat kajian bagaimana memasukkan berbagai produk makanan yang memiliki dampak langsung bagi pengurangan stunting.

Baca juga : Menko Mahfud Senangkan SBY

Berdasarkan informasi ada warga menerima beras fortifikasi yang diyakini bisa memperbaiki gizi anak-anak usia dini ataupun balita. “Sebagai program massif, kita perlu dukungan berbagai pemangku kepentingan dan ditugaskan Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial (BP3S) melakukan kajian bersama dengan Puslitbang, Bulog, serta BPOM,” kata Juliari.

Sekjen Kemensos, Hartono Laras menambahkan, tim yang akan ditugaskan antara lain Kemensos, Kemenkes, BuMn, Kemendagri, Kementan, BKKBN, BPOM, Bappenas dan Kemenperin untuk segera merumuskan aspek kebijakan karena merupakan program besar dan strategis. “Ini program besar dan di RPJM 2020-2024 dinyatakan bahwa soal penanganan stun ting ini masuk menjadi program prioritas nasional,” ucap Hartono.

Pada 2018, angka stunting di Indonesia ada di titik 33,38 persen, lalu turun 27,67 persen, sehingga perlu menurunkan sebanyak 680 ribu guna mencapai angka 14 persen. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.