Dark/Light Mode

RCEP Diteken, Ekspor Dan Investasi Diramal Melesat

Minggu, 15 November 2020 18:51 WIB
RCEP Diteken, Ekspor Dan Investasi Diramal Melesat

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah nyaris satu dekade, Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akhirnya berhasil ditandatangani 15 negara pada hari ini, Minggu (15/11).

Berdasarkan kajian September lalu, RCEP diyakini mampu meningkatkan ekspor Indonesia ke negara-negara peserta sebesar 8-11 persen, dalam waktu lima tahun setelah diratifikasi. Investasi yang masuk ke Tanah Air, juga diramal meningkat 18-22 persen.

Tak hanya itu. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto juga mengatakan, melalui RCEP, Indonesia dapat menikmati spillover effect dari FTA (Free Trade Agreement) yang dimiliki negara anggota RCEP dengan negara-negara non-anggota.

"Perluasan peran Indonesia melalui global supply chain dari spillover effect ini, berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia ke dunia sebesar 7,2 persen,” ujar Agus.

Baca juga : Di Mata Akademisi, Pertanian Indonesia Berkembang Pesat

Agus juga mengungkap, data ekspor Indonesia ke-14 negara RCEP selama 5 tahun terakhir, menunjukkan tren positif sebesar 7,35 persen.

“Pada tahun 2019, total ekspor non migas ke kawasan RCEP mewakili 56,51 persen total ekspor Indonesia ke dunia, yakni senilai 84,4 miliar dolar AS. Sementara dari sudut impor, RCEP mewakili 65,79 persen total impor Indonesia dari dunia, yakni senilai 102 miliar dolar AS," terangnya.

Manfaat RCEP.dapat terwujud, jika Indonesia melakukan perubahan mendasar, dengan menjadikan program penguatan daya saing sebagai agenda tetap di semua sektor perekonomian. Baik software maupun hardware, sektor barang maupun jasa, pengusaha besar maupun UMKM, sektor pemerintah maupun swasta.

"Tak ada cara lain untuk memetik manfaat RCEP secara maksimal, selain meningkatkan daya saing. Karena itulah yang dilakukan negara-negara pesaing kita secara terus menerus,” tandas Agus.

Baca juga : Deg-degan Hasil Pilpres AS, Rupiah Diramal Melemah Tipis

RCEP merupakan gagasan yang secara berani yang dicetuskan Indonesia, untuk mempertahankan sentralitas ASEAN memasuki rantai pasok global secara lebih dalam.

Perjanjian itu merupakan sebuah proses panjang perundingan paripurna sebanyak 31 putaran. Selain itu, juga dilakukan perundingan intersesi tingkat working group leads only maupun tingkat menteri. Baik dalam format kaukus maupun plenary, yang tidak terhitung jumlahnya.

“Kerja keras kita selama 8 tahun menghasilkan sebuah perjanjian setebal 14.367 halaman, yang terbagi ke dalam 20 bab, 17 annex, dan 54 schedule commitment yang mengikat 15 negara pesertanya, tanpa memerlukan satu pun side letter,” papar Agus.

Dalam kesempatan tersebut, Agus juga mengapresiasi.Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Juga kepada berbagai kementerian/lembaga pada pilar ekonomi, yang aktif mendukung dan memberikan kontribusinya dalam proses perundingan RCEP, sehingga dapat selesai pada hari ini.

Baca juga : Menko Luhut Optimis Kinerja Ekspor Dan Investasi Kinclong

“Semoga, perjanjian RCEP dapat menjadi katalis bagi Indonesia, untuk dapat lebih memasuki global value chain dan membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca Covid-19,” pungkasnya. 

RCEP diteken oleh 10 negara ASEAN dan 5 mitra ASEAN yaitu Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Kelima belas negara penandatangan perjanjian RCEP ini secara kumulatif mewakili 29,6 (persen) penduduk dunia, 30,2 persen GDP (gross domestic product) dunia, 27, 4 persen perdagangan dunia, dan 29,8 persen FDI (foreign direct investment) dunia. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.