Dark/Light Mode

Program Kota Tanpa Kumuh Telan Rp 2,28 Triliun

Minggu, 17 Maret 2019 10:10 WIB
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. (Foto : Kemen PUPR)
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. (Foto : Kemen PUPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam empat tahun, pro­gram Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) telah dilakukan di 14.960 lokasi dengan total luas sekitar 23 ribu hektare. Program Kotaku yang meng­habiskan anggaran Rp 2,82 triliun ini digunakan untuk investasi berupa jalan ling­kungan, drainase, persampa­ han, instalasi pengolahan air limbah komunal, jembatan kecil dan proteksi kebakaran.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan keberhasilan pe­nataan kawasan kumuh mela­lui Kotaku merupakan hasil dari kolaborasi dan peran aktif masyarakat, tokoh masyarakat dan Pemerintah Daerah, serta lembaga terkait lainnya.

Salah satu lokasi Kotaku yakni Kawasan Seutui, di tepi Sungai Krueng Daroy, Kota Banda Aceh. Kawasan yang sebelumnya kumuh ini dila­kukan penataan oleh Ditjen Cipta Karya pada tahun 2018 dengan anggaran sebesar Rp 14,11 miliar.

Baca juga : Kinerja Tokcer, Bank Mega Kantongi Laba Rp 1,6 Triliun

Dalam pelaksanaannya, mu­lai dari tahap perencanaan dilakukan musyawarah yang melibatkan Satuan Kerja Cipta Karya Kementerian PUPR, Kepala Dinas PUPR, Kepala Camat dan warga, untuk mengidentifikasi masalah dan kondisi awal dan perenca­naan infrastruktur yang akan dibangun termasuk pengadaan lahan.

Kawasan Krueng Daroy yang ditata terletak pada sisi bagian Timur dekat dengan situs cagar budaya Taman Sari Gunongan yang sangat terke­nal dalam sejarah Kesultanan Nanggroe Aceh Darussalam. Kawasan ini memiliki luas 38,26 hektar, meliputi lima gampong/kelurahan yakni Gampong Neusu Jaya, Neusu Aceh, Sukaramai, Kelurahan Seuti dan Gampong Lamlagang.

“Penataan kawasan Krueng Daroy berdekatan dengan cagar budaya kesultanan. Kami kerja sama dengan Ke­mendikbud agar bangunan cagar budaya tetap terjaga, sementara Kementerian PUPR bertanggung jawab penataan kawasannya,” katanya.

Baca juga : Taspen Kantongi Laba Rp 271 Miliar

Basuki menargetkan, pro­gram Kotaku di seluruh wila­yah Indonesia, dengan total sekitar 38 ribu lokasi kawasan kumuh perkotaan yang akan dibenahi. “Penataan kawasan kumuh seperti ini bukan hanya di­ lakukan pada permukiman di bantaran sungai, namun juga di tempat lain seperti permukiman di dekat tempat pembuangan sampah ataupun kampung padat penduduk di perkotaan,” ujarnya.

Selain mengurangi kawasan kumuh di bantaran sungai, kini masyarakat juga memiliki ru­ang terbuka hijau baru sebagai tempat berinteraksi warga, yang dikenal dengan Taman Krueng Daroy. Keberhasilan penataan ka­wasan tersebut juga terlihat dari peningkatan usaha eko­nomi warga dengan berdirinya sebuah warung kopi khas Aceh di ujung pedestrian yang tam­pak selalu ramai dikunjungi warga kota, terutama di sore hari.

Penataan kawasan Krueng Daroy juga diharapkan dapat merubah perilaku hidup sehat masyarakat dibangunnya sarana sanitasi dan juga pemenu­han kebutuhan air bersih. Di sepanjang jalan dan taman, juga telah dilengkapi dengan sejumlah tempat sampah agar masyarakat dan pengunjung tidak membuang sampah sem­barangan ke sungai. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.