Dark/Light Mode

Bolehkan Sekolah Tatap Muka

Nadiem Dengerin Keluhan Emak-emak

Sabtu, 21 November 2020 07:06 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim. (Foto: ist)
Mendikbud Nadiem Makarim. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pendidikan dan Kebu­dayaan, Nadiem Makarim bikin aturan baru soal sekolah di masa pan­demi. Mulai Januari tahun depan, Na­diem membolehkan kegiatan belajar mengajar digelar tatap muka kembali. Keputusan Nadiem ini sesuai dengan banyak keluhan emak-­emak yang kewalahan mendampingi anaknya belajar jarak jauh alias online.

Dengan membolehkan sekolah tatap muka, Nadiem merivisi ke­putusan sebelumnya yang tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri. Saat itu 4 menteri, yakni Mendikbud, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri, membuat keputusan tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran (TA) 2020/2021. Isinya, sekolah hanya boleh dibuka pada daerah yang sudah masuk zona kuning dan hijau.

Melalui SKB 4 menteri ini, tercatat hanya 13 persen sekolah yang me­lakukan pembelajaran tatap muka. Sisanya, 87 persen masih belajar dari rumah. Sementara, keluhan banyak disampaikan dari orang tua terkait metode belajar jarak jauh.

Pendiri Gojek ini berpendapat, se­kolah daring dalam waktu lama telah menimbulkan 3 dampak negatif. Yakni, ancaman putus sekolah, ken­dala tumbuh kembang anak hing­ga tekanan psikologis di rumah. 

Karena alasan ini, Nadiem lantas mengevaluasi SKB 4 menteri dan membuat keputusan baru. Nadiem bolehkan sekolah tatap muka dengan mengesampingkan zona wilayah Corona. Keputusan untuk membuka sekolah tatap muka diserahkan pada 3 elemen, yakni Pemda (pemerintah daerah), kepala sekolah, dan orang tua melalui komite sekolah.

Baca juga : Nadiem Izinkan Daerah Buka Sekolah Tatap Muka Lagi Tahun Depan

“Pemberian izin dapat dilakukan secara serentak atau bertahap per wilayah, kecamatan dan/atau desa/kelurahan,” tutur Nadiem, dalam press conference terkait Pengumuman Penyelenggaraan Pembelajaran Semester Genap TA 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19, kemarin.

Dia menyebut kebijakan itu berlaku mulai semester genap TA 2020/2021 atau Januari tahun depan. Siapapun yang siap melaksanakan belajar secara langsung, bisa melakukannya. Untuk itu, Pemda dan sekolah diminta untuk segera melakukan persiapan.

Untuk orang tua siswa, Nadiem memberikan kebebasan untuk anaknya bisa belajar tatap muka atau online. Artinya, orang tua bisa menolak untuk belajar tatap muka, meskipun sekolah tatap muka sudah dibuka. “Pembelajaran tatap muka diperbolehkan, bukan diwajibkan,” cetusnya.

Menteri Agama Fachrul Razi sependapat dengan Nadiem. Menurutnya, pembelajaran secara tatap muka merupakan metode yang paling efektif. Apalagi, masih terjadi ketimpangan infrastruktur, jaringan komunikasi (IT), dan kesiapan budaya guru dalam menjalankan sekolah secara daring.

Namun, Fachrul berpendapat, digitalisasi pendidikan harus tetap disiapkan untuk masa depan. Pemerintah dan pihak terkait harus bisa menyusun peta jalan (roadmap), sekaligus mengembangkan dunia pendidikan berbasis digital.

Baca juga : Nora Alexandra, Tak Mau Pisah Dengan Jerinx

“Saya berharap masalah yang ada tadi harus jadi titik tolak pembuatan peta jalan mengembangkan digitalisasi pendidikan yang sistematik,” pinta Wakil Panglima TNI periode 1999-2000 ini.

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto ikut mendukung keputusan Nadiem. Untuk menyambut sekolah tatap muka, Kemenkes akan meningkatkan peran Puskesmas. Protokol kesehatan, kata Terawan, harus dilakukan selama proses belajar tatap muka.

“Seperti menggunakan masker, menjaga jarak aman, serta sering mencuci tangan, merupakan adaptasi kebiasaan baru yang harus diterapkan dengan disiplin tinggi agar kita tetap sehat dan selamat dalam melewati pandemi Covid ini,” jelas dia.

Namun, Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo mengimbau agar Pemda berhitung secara matang sebelum membuka sekolah. Sebab, risiko penularan Covid-19 masih tinggi. Menurut Doni, belajar tatap muka di sekolah tidak mesti serentak di satu kabupaten/kota. Melainkan, bisa dilakukan bertahap, mulai dari sekolah di tingkat kecamatan atau desa.

Doni juga meminta Pemda melakukan simulasi dengan Prokes yang ketat. Apalagi, masih ada waktu sampai akhirnya pembukaan sekolah benar-benar terlaksana. “Kita punya waktu satu bulan lebih, dan diharapkan penataran ini bisa jadi simulasi. Sehingga sekolah tatap muka bisa kita mulai bersama,” pesannya.

Baca juga : Polisi Dengar Jeritan Rakyat

Di dunia maya, keputusan Nadiem ini disambut pro dan kontra. “Wah Nadiem dengerin suara emak-emak,” cuit @faqihmubarok. “Mending buka aja, daring bukan malah pinter makin goblok, makin miskin,” kata @tan- na_wy.

“Setuju. Resah juga tiap hari ngeliat anak-anak kerjaannya main mulu,” timpal @John_bagus_. “Banyak yang menggantungkan hidup dari kegiatan sekolah. Semoga sekolah lancar kembali,” sambung akun @an- drigunadi123. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.