Dark/Light Mode

Masa Tanggap Darurat Banjir Sentani 14 Hari

Jokowi Minta Proses Evakuasi Korban Di Sentani Dipercepat

Senin, 18 Maret 2019 21:11 WIB
Kepala BNPB Doni Mordano memimpin rapat di Posko Komando Banjir Sentani. BNPB segera melaksanakan arahan Presiden terkait evakuasi korban. (Foto :BNPB)
Kepala BNPB Doni Mordano memimpin rapat di Posko Komando Banjir Sentani. BNPB segera melaksanakan arahan Presiden terkait evakuasi korban. (Foto :BNPB)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi sudah memberi arahan terkait penanganan banjir Sentani. Di antara arahan Jokowi, proses evakuasi korban harus dipercepat untuk menghindari bertambahnya jumlah korban meningal dan luka-luka. Untuk itu, pemerintah menetapkan masa tanggap darurat banjir Sentani selama 14 hari.

Dijelaskan Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Presiden sudah mendapat laporan dari Kepala BNPB.

"Tadi malam Pak Doni Mordano (Kepala BNPB) sudah melaporkan dampak banjir di Sentani dan penangaannya ke Presiden," ujar Sutopo di Kantor BNPB, Senin, 18 Maret 2019.

Baca juga : Kadin Minta Proses Ekspor Dipermudah

"Diperintahkan juga agar nantinya pascabencana segera dilakukan rehabilitasi di hutan dan lahan di Pegunungan Cycloop agar tidak terjadi lagi," katanya.

Ia menjelaskan bahwa banjir bandang di Sentani bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, pada 2003 dan 2007 juga terjadi banjir yang mengakibatkan kerusakan dan menelan korban jiwa. Untuk penanganan bencana banjir ini, didirikan posko komando. "Pendirian posko komando di Kantor Bupati Jayapura," ujarnya.

Selain itu, kata Sutopo, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga melakukan pendistribusian sarana air bersih dan sanitasi ke Sentani.

Baca juga : Jokowi Minta BNPB Tiru Jepang Tangani Bencana

Ia mengatakan, saat ini sudah 49 persen gardu listrik yang terdampak banjir telah berfungsi. "Perbaikan darurat terkait listrik terus dilakukan, RSUD sudah berfungsi, Dinkes mengerahkan 60 mobil ambulans dan mobil jenazah, pengerahan alat berat; 4 unit ekskavator," tuturnya.

Ia menambahkan, secara umum kondisi jalan masih cukup baik, hanya tertutup kayu. Dapur umum sudah didirikan. Untuk melayani kebutuhan mendesak, disediakan makanan siap saja untuk masyarakat di pos pengungsian, selimut, air bersih, hygiene kit, pakaian, terpal, peralatan memasak, alat berat, matras, makanan tambahan gizi, dan peralatan rumah tangga untuk bersihkan lumpur.

"Untuk memenuhi kebutuhan ini, ada yang didambil dari sekitar Sentani, ada yang dari luar wilayah dan dari Jakarta."

Baca juga : Cak Imin Dinasehati Hasto

Jumlah korban banjir bandang yang menerjang Sentani Provinsi Papua terus bertambah. Tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban. Hingga Senin, 18 Maret 2019, pukul 15.00 WIB, sebanyak 79 jiwa meninggal dan 43 orang belum ditemukan.

Sebanyak 72 korban meninggal yang sudah teridentifikasi berada di Kabupaten Jayapura dan sisanya di Kota Jayapura. Terkait korban hilang, 34 di antaranya diidentifikasi di Kampung Milimik Sentani, 6 di Komplek Perumahan Inauli Advent dan 3 di Doyo Baru. [IPL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.