Dark/Light Mode

Cuma Punya 4 Laboratorium

Lampaui Target WHO, Sumatera Barat Juara Testing Covid-19

Kamis, 3 Desember 2020 07:07 WIB
Satgas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisya
Satgas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisya

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah mengatakan, testing penting dilakukan untuk mengendalikan kasus Covid-19. 

Secara nasional, pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19 sudah mencapai 90 persen dari target yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization). 

Dewi menjelaskan, Covid19 merupakan penyakit yang sangat cepat menular. Jika orang yang tertular tidak menyadari dirinya tertular, dikhawatirkan bisa meningkatkan angka orang terinfeksi. Karena itu, perlu dilakukan testing. 

Jadi, pemeriksaan itu untuk mengidentifikasi siapa saja yang sudah tertular, kemudian dilakukan follow up. 

“Mulai dari isolasi mandiri, perawatan di rumah sakit, juga dilakukan kontak tracing,” kata Dewi dalam Talk Show bertema Covid-19 Dalam Angka: Update Testing di Indonesia, di Graha BNPB, Jakarta, kemarin.

Tidak hanya testing, menurut Dewi, keberadaan laboratorium untuk pemeriksaan Covid-19 juga penting. Tapi, laboratorium itu perlu dipastikan terlebih dulu memenuhi syarat-syaratnya. 

Baca juga : Satu Tahun, Pemerintah Fokus Tangani Covid-19

“Karena ini penyakit infeksi dan mudah menular. Maka ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh laboratorium untuk dapat masuk menjadi jejaring tim pemeriksaan di Indonesia,” ujarnya. 

Dewi menambahkan, pemeriksaan PCR Covid-19 di Indonesia mencapai 90 persen dari target yang ditetapkan WHO yaitu, dari satu juta penduduk minimal Satgas Covid19 harus memeriksa PCR 1.000 orang setiap pekan. 

Dengan asumsi jumlah penduduk Indonesia 267 juta jiwa, maka target pemeriksaan PCR secara nasional mesti mencapai 267 ribu orang per minggu. 

“Kalau lihat di bulan Juni saja, dari target WHO kita baru sampai 16 persen. Juli masih di angka 30 persen,” ungkapnya. 

Sementara, pada Agustus 2020 capaian pemeriksaan PCR sudah menyentuh di angka 40 persen. Bulan berikutnya, September 2020, pemeriksaan sudah mencapai 70 persen. 

“Oktober 2020 kita sempat di angka 82 persen dan terakhir kita sudah bisa menembus 90 persen dari target WHO pada akhir November 2020,” jelas Dewi. 

Baca juga : Berkarya Targetkan Sepuluh Juta Suara

Jumlah spesimen yang diuji pada Selasa (1/12) juga kembali naik menjadi 51.232 spesimen. 

Kendati jumlah spesimen terbilang tinggi, Satgas hanya memeriksa 37.692 orang secara nasional. 

Dari tambahan jumlah spesimen itu, total spesimen diperiksa mencapai 5.746.979, terhitung sejak 1 April 2020. 

Jumlah pasien yang berhasil diperiksa secara akumulatif pun sudah mencapai 3.865.412 orang. 

Saat ini, sudah ada 426 laboratorium yang bisa digunakan untuk menguji Reverse Transcription (RT) PCR dan Tes Cepat Molekuler (TCM). 

Rinciannya, 307 laboratorium untuk uji RT PCR, 81 laboratorium untuk pemeriksaan TCM, dan 38 sisanya untuk pemeriksaan dengan menggunakan kedua metode, RT PCR dan TCM. 

Baca juga : Ketua KPI Sumatera Utara Wafat Karena Covid

Dewi juga mengapresiasi daerah yang bekerja keras melakukan testing. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) misalnya, di pekan terakhir November, tes Corona di sana mencapai 1.989 per 1 juta penduduk. 

“Target yang dites 5.519 orang dan cuma punya 4 laboratorium. Ini luar biasa sekali, dua kali lipat dari standar WHO,” jelasnya. 

Dewi menyebut, tes Corona di Sumbar sangat efektif. Selain tenaga laboratorium, dia juga mengapresiasi petugas tracing yang ekstra bekerja keras. Selain Sumbar, Riau juga termasuk yang mampu memenuhi standar. [DIR]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.