Dark/Light Mode

Sebelum Belajar Tatap Muka

BNPB Ingatkan Ponpes Disiplin Jalani Prokes

Selasa, 15 Desember 2020 07:09 WIB
Direktur Mitigasi Bencana BNPB, Johny Sumbung
Direktur Mitigasi Bencana BNPB, Johny Sumbung

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mewanti-wanti agar pondok pesantren (ponpes) tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. 

Hal itu dilakukan jika ingin melakukan proses pembelajaran tatap muka. Demikian disampaikan Direktur Mitigasi Bencana BNPB, Johny Sumbung, mengingat jumlah santri dan kiai yang terinfeksi Covid-19 semakin banyak. 

“Jangan sampai proses belajar mengajar tatap muka berlangsung tapi protokol kesehatan tidak dilaksanakan dengan baik, seperti yang terjadi di tempat lain,” kata Johny, mengingatkan. 

Baca juga : Menteri & Pejabatnya Tersangka, Kemensos Pastikan Bantuan Sosial Jalan Terus

Menurutnya, pengelola ponpes harus memberikan masker kepada santri. Selain itu, pengelola juga diminta terus mengontrol kesehatan para santri. Apabila ada warga pesantren yang sakit, mereka diminta melibatkan Satuan Tugas (Satgas). 

“Kami minta ponpes memperhatikan ini, agar bisa menjamin anak didik yang mengikuti pendidikan tatap muka,” kata dia. 

Sebelumnya, Direktur Pendidikan Diniyah dan Ponpes Kementerian Agama (Kemenag) Waryono Abdul Ghafur mengatakan, salah satu penyebab kasus Covid-19 di lingkungan ponpes tinggi, lantaran sulitnya menjaga jarak. 

Baca juga : BNPB Targetkan RS Lapangan Di Kota Malang Rampung Dua Pekan

Misalnya, kamar santri hingga kini masih dihuni oleh beberapa orang. 

Kemenag, kata dia, telah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di lingkungan ponpes. Misalnya, meniadakan tradisi makan bersama dan mendorong pembelajaran secara daring. 

Terkait pembelajaran daring, Waryono mengatakan, ponpes menghadapi sejumlah kendala. Pasalnya, ada beberapa pesantren yang tidak berlokasi di perkotaan sehingga sulit mengakses internet. 

Baca juga : Polisi Ancam Pidanakan Cakada Pelanggar Prokes

“Keterbatasan jaringan dan kuota internet ditambah santri berasal dari berbagai daerah yang tentu tidak sama dengan lingkungan sekolah biasa. Jadi, tidak mungkin kegiatan pembelajaran daring dapat diterapkan secara merata,” jelasnya. [QAR]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.