Dark/Light Mode

Kebut Proyek Industri Kendaraan Listrik

Kementerian BUMN Bentuk Holding IBC

Kamis, 4 Februari 2021 05:29 WIB
ILUSTRASI. PLN uji coba kendaraan listrik rute Jakarta-Bali. (Foto : Dok. PLN).
ILUSTRASI. PLN uji coba kendaraan listrik rute Jakarta-Bali. (Foto : Dok. PLN).

 Sebelumnya 
Mantan bos BTN ini yakin, industri baterai EV bisa mem­berikan dampak signifikan bagi perekonomian nasional. Kontri­businya diperkirakan bisa men­capai 25 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau setara dengan Rp 400 triliun pada 2027.

“Pengaruh industri ini luar biasa. Pada 2027 nanti bisa mempekerjakan kurang lebih 23 ribu karyawan,” tutur Pahala.

Lebih detail, Pahala men­jelaskan, di bawah holding IBC akan ada perusahaan patungan alias Joint Venture (JV). Saat ini, penjajakan kerja sama terus dilakukan dengan calon mitra. Ia bilang, pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan perusahaan global. Baik itu dari China, Ko­rea Selatan, Amerika Serikat, maupun Eropa.

Baca juga : PLN Beri Kemudahan Ekosistem Kendaraan Listrik Di Indonesia

Mantan Dirut Garuda Indonesia ini menyebutkan, pemerintah memiliki tiga kriteria utama untuk menjaring calon mitra tersebut. Yaitu, memiliki dana yang cukup (investasi), teknologi, dan mau membuka akses pasar. Kemente­rian BUMN menargetkan, kerja sama dengan mitra dan pemben­tukan JV juga bisa rampung pada paruh pertama tahun ini.

Komisaris Utama MIND ID, Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan, Tim Percepatan Proyek EV Battery telah men­jajaki kerja sama dengan 11 perusahaan baterai cell terke­muka. Berdasarkan seleksi yang dilakukan, tersaring tujuh calon mitra. Namun ia belum mau merincikan satu per satu calon mitra itu. Komunikasi intensif pun sudah dilakukan dengan sejumlah perusahaan, termasuk dengan LG Chem dan Tesla.

“Untuk LG Chem, proses negosiasi masih berlangsung. Mereka meminta jaminan pa­sokan bahan baku, khususnya berupa nikel,” jelas Agus.

Baca juga : PLN Penuhi Kebutuhan Tenaga Listrik Dan Uap Blok Rokan

Sementara dengan Tesla, lan­jutnya, pemerintah juga masih dalam tahap negosiasi. Saat ini timnya masih mempelajari apa yang diinginkan oleh Tesla. Salah satu kerja sama yang diinginkan ialah terkait Energy Storage System (ESS).

“Kami sedang mencari dan mempelajari interest Tesla. Karena Tesla agak late comers. Kami sudah hampir lima bulan di depan (negosiasi kerja sama), Tesla baru masuk belakangan. Kami dapat kabar, Tesla ingin masuk ke ESS,” terangnya.

Agus mengungkapkan, perusahaan BUMN memiliki ambisi dalam ekosistem industri baterai di 2025. Salah satunya, menjadi pemain global material hulu baterai. Yakni, menjadi produsen ni­kel sulfat global, dengan produksi tahunan sekitar 50-100 ribu ton.

Baca juga : Menhan Prabowo Berikan Kendaraan Taktis ILSV J-Force Kepada TNI

“Ini untuk memenuhi kebu­tuhan industri dalam negeri dan ekspor,” pungkas Agus. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.