Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mudik Dilarang, Tapi Shalat Taraweh Dan Idul Fitri Berjamaah Di Masjid Diizinkan

Dokter Pemarah Itu Kasih Nasihat Halus

Rabu, 7 April 2021 06:50 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers usai mengikuti rapat yang dipimpin oleh Presiden Jokowi, di Jakarta, Senin (5/4/2021). (Foto: Humas Setkab/Rahmat)
Menko PMK Muhadjir Effendy, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers usai mengikuti rapat yang dipimpin oleh Presiden Jokowi, di Jakarta, Senin (5/4/2021). (Foto: Humas Setkab/Rahmat)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kebijakan pemerintah soal protokol kesehatan (prokes) menjelang Ramadan dan Idul Fitri seperti nano-nano. Rasanya beda-beda. Untuk mudik Lebaran, pemerintah tegas melarang. Sedangkan untuk shalat Taraweh dan Idul Fitri berjamaah di masjid, dibolehkan. Melihat kebijakan ini, seorang dokter yang biasanya marah-marah, memilih nasihatin pemerintah dengan halus.

Keputusan diperbolehkannya shalat Taraweh dan Idul Fitri di masjid disampaikan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Senin (5/4). Namun begitu, Muhadjir menekankan agar shalat berjemaah itu mesti memenuhi sejumlah syarat.

Baca juga : Muhammadiyah Izinkan Shalat Jamaah Di Masjid, Ini Syaratnya

Pertama, pelaksanaan shalat Taraweh harus menerapkan protokol kesehatan ketat. Kedua, jemaah hanya terbatas pada lingkup komunitasnya. Jemaah dari luar lingkup komunitas tidak diperbolehkan mengikuti Taraweh di komunitas itu. “Jemaah dari luar mohon supaya tidak diizinkan (mengikuti),” ucap Muhadjir.

Ketiga, pelaksanaan shalat Taraweh berjemaah diupayakan sesederhana mungkin. “Sehingga waktunya tidak terlalu panjang, karena masih dalam kondisi darurat ini,” tambah Muhadjir.

Baca juga : Situasi Covid Belum Aman, Muhammadiyah Sarankan Shalat Tarawih Dan Idul Fitri Di Rumah

Sebelumnya, Muhadjir dengan tegas melarang masyarakat mudik Lebaran tahun ini. Menurutnya, larangan ini untuk mencegah penularan Covid-19 ke daerah dan agar program vaksinasi yang sedang berjalan bisa maksimal.

Melihat aturan yang berbeda-beda ini, dokter yang juga relawan penanggulangan Covid-19, Tirta Mandira Hudhi, protes. Lewat sebuah video yang diunggah di akun Instagram @dr.tirta, dia menyebut, dengan mengizinkan Taraweh berjemaah tapi mudik dilarang, menunjukkan kesan, kebijakan pemerintah dalam menangani Corona tidak sinkron.

Baca juga : Pemerintah Membingungkan

“Ini ada berita lagi, katanya buka puasa bersama diizinkan di restoran. Nah, ini kan nggak sinkron. Saran saya sih bikin kebijakan yang sinkron. Ketika buka puasa boleh, ketika Taraweh boleh berjemaah, ketika wisata dibuka, ya harusnya mudik nggak dilarang, asalkan sesuai protokol,” protesnya, secara halus.

Di ujung videonya, dokter Tirta memberi saran lagi kepada pemerintah untuk tidak membuat kebijakan yang saling bertabrakan antara satu dengan yang lain. “That’s it. Salam sehat,” tegas dia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.