Dark/Light Mode

Reuni 212, Kehadiran Jokowi Jadi Tebak-tebakan

Jumat, 30 November 2018 05:46 WIB
Presiden Joko Widodo. (Foto: IG @jokowi
Presiden Joko Widodo. (Foto: IG @jokowi

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi diundang ke acara Reuni Akbar 212 yang akan digelar di kawasan Monas Minggu (2/12). Jutaan massa diperkirakan bakal hadir. Apa Jokowi akan hadir? Istana belum bisa memastikan. 

Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif memastikan Jokowi diundang sebagai tamu istimewa. Seperti Wapres Jusuf Kalla dan Cawapres KH Ma'ruf Amin, dalam undangannya tertulis : VVIP. "Mudah-mudahan bisa datang," kata Slamet di Aula Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Jakarta, Rabu (28/11).

Ada 4 juta peserta aksi yang akan datang. Gelaran ini dibuat untuk "mensyukuri kemenangan" pada 2016 setelah membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dibui karena menista agama.

Ahok telah divonis Pengadilan Negeri Jakarta Utara dua tahun penjara. Atas vonis penistaan agama tersebut, dia tak mengajukan banding dan menjalani hukuman kurungan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Acara Reuni 212 juga akan dimeriahkan aksi mengibarkan satu juta bendera tauhid. Prabowo Subianto beserta Sandiaga Uno disebut bakal hadir di acara ini. "Kita sampaikan langsung ke Pak Prabowo dan Sandi agar hadir. Insya Allah jika nggak ada hal urgent, beliau hadir," kata Slamet.

Baca juga : Tak Kampanyekan Jokowi, Caleg Koalisi Kena Sanksi

Terkait hal ini, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko belum dapat memastikan. "Oh, saya belum tahu persis ya. Undangannya mungkin dikirim ke Mensesneg. Saya nggak tahu," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (29/11).

Moeldoko juga belum mau berkomentar apakah acara reuni itu beraroma politis untuk mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno atau tidak. Menurut dia, Reuni 212 berpotensi memberikan rasa takut kepada masyarakat.

"Intinya, masyarakat janganlah menjadi takut. Karena saya sudah mendengar dari berbagai komunitas, takut menghadapi situasi-situasi seperti itu. Untuk apa melakukan hal-hal yang pada akhirnya justru memunculkan rasa takut. Yang saya lihat seperti itu," pungkasnya.

Sementara, Jubir Prabowo- Sandiaga, Andre Rosiade belum bisa memastikan apakah jagonya hadir atau tidak dalam reuni aksi 212. Jadwal keduanya sedang dicek. "Belum diumumin (agenda untuk Minggu, 2 Desember 2018, red). Kami baru tahu Kamis atau Jumat kepastiannya Pak Prabowo dan Bang Sandi hadir atau tidak. Biasa, dua atau tiga hari baru kita tahu kepastian agendanya ke mana, biasanya begitu," kata Andre, Kamis (29/11) malam.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah berharap Prabowo dan Jokowi hadir di acara ini. "Saya hadir, dan saya berharap semua hadir. Jadi, kita harusnya menganggap peristiwa reuni 212 seperti momentum, seperti festival, yang dirayakan sebagai kegembiraan bersama. Nggak usah diberi makna negatif," kata Fahri di DPR, Kamis (29/11).

Baca juga : Ketahanan Ekonomi Kita Jauh Lebih Baik

Fahri meminta semua pihak menanggapi santai reuni 212. Dia juga berharap kedua pasangan capres cawapres hadir berdampingan dalam acara tersebut.

"Kan message dari pertemuannya persatuan, bukan kampanye politik. Persatuan agar bangsa yang besar ini tetap bersatu. Perbedaan harus tetap harus membuat kita saling menghargai, saling menerima, itu pesannya. Saya kira, tidak akan ada pesan-pesan kebencian dan kampanye politik. Itu komitmen dari penyelenggara. Jadi, ya sebaiknya datang aja semua," tutur Fahri.

Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate menilai aksi reuni 212 yang akan digelar, tidak akan memberikan dampak bagi elektabilitas Jokowi-Ma'ruf. Massa aksi hanya berasal dari segmen yang sama dengan oposisi, sehingga tidak akan memberikan dampak berarti bagi elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.

"Kalau menyangkut efek elektoral, ya nggaklah. Kan mereka itu dari segmen yang sama, itu-itu terus juga. Tidak ada unsur yang memberikan efek elektoral," ujarnya di Jakarta, Kamis (29/11).

Terkait hal itu, Pengamat Politik UI Arbi Sanit menyarankan, sebaiknya Jokowi tidak hadir di acara itu. "Jika ukurannya untung rugi, maka banyak ruginya. Pasalnya, ini adalah panggung politik Prabowo-Sandi. Kalau datang, Presiden bisa di-bully karena beda sendiri soal Pilpres," ujar Arbi kepada Rakyat Merdeka, Kamis (29/11).

Baca juga : Sowan Ke KPK, Menristek Dikti Bahas Pencegahan Korupsi

Tidak hanya di-bully, lanjut Arbi, Jokowi juga bisa kehilangan basis massa riil-nya. Misalnya, para pendukung Ahok. "Ini kan mengenang Ahok. Belum lagi, ini bisa chaos karena PPP siap bawa massa kan," katanya.

Terpisah, Pengamat Politik Universitas Islan Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno berkata lain. Kehadiran Jokowi bisa menguntungkan mantan Walikota Solo itu.

Jokowi, hadir dalam statusnya sebagai kepala negara. Secara politik, ada di puncak. Di sini, Jokowi bisa memainkan panggung. "Jokowi untung kalau datang. Dia sebagai kepala negara, bisa mendapatkan simpati. Ini bisa jadi panggung pencitraan Jokowi," pungkasnya. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.