Dark/Light Mode

Dukung Vaksin Terawan

Ical Cs, Dengerin Kata BPOM Ya..!

Kamis, 15 April 2021 07:20 WIB
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie alias Ical menunjukkan sebuah plastik transparan usai disuntik vaksin Nusantara. Sedangkan mantan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi baru diambil darah untuk uji vaksin Nusantara di RSPAD, Jakarta. Penyuntikan Ical dan pengambilan darah Sudi ini beredar dalam bentuk video di medsos, Rabu (14/4/2021). (Foto: Istimewa)
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie alias Ical menunjukkan sebuah plastik transparan usai disuntik vaksin Nusantara. Sedangkan mantan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi baru diambil darah untuk uji vaksin Nusantara di RSPAD, Jakarta. Penyuntikan Ical dan pengambilan darah Sudi ini beredar dalam bentuk video di medsos, Rabu (14/4/2021). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
BPOM langsung angkat bicara mengenai banyaknya orang yang mau disuntik vaksin Terawan. Kepala Badan POM, Penny Lukito mengatakan, ada sejumlah hal yang diabaikan tim peneliti. Dia mengatakan banyak sekali tahapan yang diabaikan dalam pelaksanaan uji klinik fase I.

Misalnya, kata dia, corretion action harusnya sudah diberikan, namun selalu diabaikan. Selain itu juga, ada tahapan mulai dari good critical trial, good manufacturing belum terpenuhi. Bahkan pada proof of concept dan efektivitas terkait kemampuan meningkatkan antibodi belum meyakinkan.

Baca juga : Ingat, Merawat Papua Sama Dengan Merawat NKRI

Kesterilan juga harus terjamin, namun menurut Penny, dalam data penelitian ini tidak menunjukkan demikian. “Semua itu sudah dikomunikasikan juga pada tim peneliti vaksin berbasis sel dendritik itu,” ujarnya.

Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin yang belum mendapatkan izin BPOM sepenuhnya menjadi tanggung jawab peneliti. “Kalau masih uji klinis, ini tanggung jawab para peneliti ya,” jelas Nadia saat dikonfirmasi Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Perpusnas Jalin Kerja Sama Dengan Perpustakaan Kazakhstan

Prinsipnya, pemerintah akan memastikan keamanan dari setiap vaksin Covid-19 yang akan digunakan untuk program vaksinasi. Karenanya, dalam pengembangan vaksin harus mengikuti kaidah-kaidah ilmiah yang sudah diakui dan sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono menilai, pihak-pihak yang melakukan pengambilan sampel darah sebagai rangkaian dari proses uji klinis vaksin Nusantara telah melampaui batas.

Baca juga : Menterinya Jokowi Satu Suara Sama PDI Perjuangan

“Saya tidak tahu motivasi mereka apa atau apa yang dijanjikan oleh Terawan dan kawan-kawan ke anggota DPR, sehingga anggota DPR tidak menggunakan akal sehat,” tukas Pandu kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia ragu kalau anggota dewan memahami sepenuhnya konsep vaksin Nusantara yang menggunakan metode sel dendritik. Menurutnya, DPR belum bisa meletakkan dasar ilmu pengetahuan dan kesehatan di atas kepentingan lain. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.