Dark/Light Mode

Izinkan Mudik Lokal

Gibran Disemprit Netizen

Sabtu, 8 Mei 2021 07:50 WIB
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. (Foto: Istimewa)
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Keputusan Gibran yang masih membolehkan mudik lokal ini disemprit warganet. Berita-berita online yang memuat informasi ini ramai dikomentari. Sebagian menilai, aturan pemerintah yang maju mundur bikin rakyat bingung. “Plin plan semuanya. Jadi boleh gak nih mudik,” tanya @khanrikisapari.

Akun @putrojoyo18 ikutan protes. “Tadinya boleh, sekarang sudah nggak boleh, besok lain lagi, sekarepmu lah,” ujarnya.

Sejarawan JJ Rizal ikut menyindir keputusan Gibran ini. “Apakah para pemimpin daerah tidak mau mengikuti keteladanan Mas Gibran yang emang beda ini?” cuit @jjrizal. Marko Kusumawijaya ikutan menimpali. Menurut dia, terbosan Gibran top markotop. “ Iya nih. Mantap. Ekonomi dapat. Covid pergi,” sindirnya di akun @mkusumawijaya. “Butuh kejeniusan tingkat tinggi buat ngeluarin aturan ini,” timpal @gendis25.

Baca juga : Kebijakan Larangan Mudik Gagal Jika Pemerintah Tak Konsisten

Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo geleng-geleng kepala mengamati aturan mudik yang tak sinkron antara pusat dan daerah. “Karena ada perbedaan apa yang dikomunikasikan ke publik dengan aturan yang dibuat ini, akhirnya membuat masyarakat abai dan tidak mau mendengar lagi,” kata Windhu, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut dia, aturan yang mesti dipegang dan diikuti warga adalah aturan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Apalagi di era Menkes Budi Gunadi Sadikin ini, penanganan Covid sudah baik dan berjalan pada relnya.

Sayangnya, Kemenkes tidak menjadi leading sector. Akibatnya, kebijakan yang dibikin Kemenkes dimentahkan oleh kementerian dan pemerintah daerah. Menurut dia, perbedaan aturan ini hanya membuat masyarakat bingung. Aparat di lapangan juga bingung.

Baca juga : Awas, ASN Yang Ketahuan Mudik Bakal Dilaporin

Windhu mengingatkan, Covid masih belum usai. Angka penularan masih stagnan, belum menunjukkan penurunan. Bahkan menunjukkan kecenderungan meningkat. Kalau tidak direm, ini bisa berbahaya. Karena itu, dia meminta, larangan mudik Lebaran harus sinkron. Jangan setengah-setengah.

Dia menambahkan, kebijakan saat ini masih parsial karena masih memungkinkan orang bergerak. Ada yang belanja di mal, bekerja, berwisata, bahkan ada yang datang dari China.

“Cara memutus rantai penyebaran Covid itu ya, salah satunya dengan menghentikan mobilitas warga,” tutupnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.