Dark/Light Mode

Luhut: Rp 328,4 T Masuk Ke Maluku Utara, Serap Ribuan Pekerja

Kamis, 3 Juni 2021 11:33 WIB
Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Antara)
Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves), Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi masuknya investasi ratusan triliun di dua pulau Maluku Utara. Diperkirakan, ada puluhan ribu tenaga kerja yang bakal terserap tahun depan.

Hal itu, disampaikan Luhut dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Provinsi Maluku Utara pada Rabu (2/6) secara virtual.

Investasi itu masuk dalam bagian Program Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Teluk Weda dan Kawasan Industri Pulau Obi. 

Luhut merinci, Kawasan Industri Teluk Weda akan dibangun di atas lahan seluas 8.000 hektar dan pada tahun 2022 nanti. Diperkirakan ada 19.300 orang pekerja yang bakal terserap dalam program padat karya itu. 

Baca juga : Hari Buruh, Puan Pastikan DPR Serap Aspirasi Pekerja

Sementara, Kawasan Industri Pulau Obi dengan luas 12.000 hektar dan sudah memperkerjakan 9.800 orang. Kedua kawasan ini, sebut Luhut mengolah dan memproduksi besi, nikel, dan prekursor baterai listrik. 

"Diperkirakan nantinya nilai investasinya bisa sampai 23 miliar dolar AS (Rp 328,4 triliun),” kata Luhut. 

Dia berharap, investasi ratusan triliun itu berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat.

Selain Luhut, Rakor itu juga diikuti Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, Mendagri Tito Karnavian, Menteri KP Wahyu Trenggono, Menhub Budi Karya dan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba. 

Baca juga : Jokowi: Kartu Prakerja Sukses Tingkatkan Keterampilan Pekerja

Dalam rakor tersebut, Luhut juga didampingi oleh Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Ayodhia Kalake dan Asisten Deputi (Asdep) Infrastruktur Pengembangan Wilayah Djoko Hartoyo.

Menteri Sofyan, dalam paparannya berharap agar inisiatif swasta berinvestasi di kedua kawasan ini perlu didukung. Agar implementasi operasionalnya bisa berjalan signifikan. 

Sejauh ini, infrastruktur pelayanan dasar di Maluku Utara pun belum memadai dan merata. Mulai dari akses internet, daya saing wilayah, ketersediaan jalan sebagai infrastruktur penunjang konektivitas, hingga daya ungkit transportasi antarwilayah. 

Sementara Mendagri menyinggung keberadaan Maluku Utara yang sudah dibentuk sebagai provinsi sejak tahun 1999. "Sejak saat itu Sofifi menjadi ibukotanya,” ingat Mendagri Tito. Menurutnya, perlu langkah nyata untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat di sana.

Baca juga : Ketua KPK: Dua Kepala Daerah Akan Ditahan Pekan Depan

Untuk diketahui, pengembangan Kota Baru Sofifi termasuk dalam major project, amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. 

Ibu Kota Sofifi sebagai pusat kegiatan skala provinsi seharusnya berfungsi sebagai kawasan perkantoran, baik pemerintahan maupun non pemerintahan, kawasan komersil skala kota, dan kota jasa. 

Selain itu, Ibu Kota Sofifi juga menjadi simpul transportasi regional dengan moda dan jaringan smart infrastructure yang terpadu, termasuk sebagai pintu masuk utama transportasi laut di Maluku Utara. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.