Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tolak Impor Dan PPN, Mentan Pastikan Pasokan Beras Aman

Kamis, 8 Juli 2021 19:53 WIB
Mentan, Syahrul Yasin Limpo
Mentan, Syahrul Yasin Limpo

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memastikan ketersediaan beras nasional saat ini aman sehingga tidak perlu impor beras. 

Pemerintah juga tidak ingin memberlakukan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap sembako yang dikonsumsi masyarakat.

"Impor beras dan PPN sembako itu tidak ada. Pemerintah belum pernah merancang untuk kenaikan PPN sembako. Jadi jangan membuat petani resah,"tegas Mentan usai rapat di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, Makassar, Kamis (8/7).

“Bahkan Presiden Jokowi sudah tegas mengatakan impor beras itu tidak ada. Pemerintah tidak pernah membicarakan rencana impor beras dan kenaikan PPN sembako," sambungnya.

Mentan mengungkapkan, hingga saat ini Indonesia memiliki cadangan beras yang cukup banyak, baik yang ada pada pengendalian langsung Bulog, penggilingan dan pada penanganan Pemerintah Daerah. 

Produksi beras pada masa tanam (MT) I tahun 2021 sebesar 17,56 juta ton dan terdapat surplus overstok pada Januari 2020 sebesar 7,39 juta ton, sementara jumlah konsumsi nasional 14,67 juta ton, sehingga akhir Juni 2021 terdapat surplus beras sebanyak 10,29 juta ton.

Baca juga : Catat, Penumpang KRL Wajib Pakai Masker Ganda

"Oleh karena itu, dalam kondisi Covid 19 dan berbagai pembatasan, pangan kita terkendali dengan baik. Setiap minggu dicek oleh Presiden, dan kemarin dalam dapat virtual, Presiden meminta agar pengendalian pangan untuk kebutuhan nasional sepenuhnya di bawah kendali beberapa menteri untuk dipersiapkan maksimal," jelasnya.

Lebih lanjut SYL menyebutkan, alasanya mengapa tidak perlu impor beras yakni masa tanam II 2021 (Kemarau basah) sudah dimulai dan panen pada pertengahan tahun berpotensi menambah stok pangan nasional. 

Kementan menargetkan,  produksi beras pada MT II sebanyak 14,25 juta ton dengan surplus beras di awal Juli 10,29 juta ton sementara konsumsi beras 14,91 juta ton, sehingga akhir Desember 2021 diperkirakan terdapat surplus stok beras sebesar 9,63 juta ton.

"Pada aspek harga, pergerakan harga beras medium di pasaran relatif stabil tanpa kenaikan signifikan. Harga gabah ditingkat penggilingan yang relatif stabil dan mengalami penurunan indikasi produksi cukup tinggi," bebernya.

Fakta selanjutnya, kata Yasin, stok beras di Perum Bulog dalam bentuk cadangan beras Pemerintah sebesar 1,37 juta ton, diatas batas aman 1 juta ton, sementara stok beras komersial 13,969 ton. 

Penyaluran beras untuk kepentingan stabilisasi harga, pasokan dan kebencanaan per bulan 80 ribu ton, maka stok beras tersebut aman sampai dengan akhir tahun.

Baca juga : Tinjau Pabrik Pengisian Oksigen, Anies Pastikan Pasokan Untuk RS Cukup

"Kalau melihat data ini, ketersediaan pangan berjalan dengan baik. Sesuai perintah Presiden, saya setiap hari turun ke lapangan. Jadi satu-satunya yang kita harapkan tidak boleh berhenti adalah kesiapan dan akselerasi pangan. Dar sinilah pangan tersedia, lapangan kerja juga tetap jalan dan ekonomi dasar tetap berputar," tegasnya.

Menteri dari Partai NasDem ini mengaku, kebutuhan konsumsi beras nasional masih cukup besar. Hal ini dikarenakan sebagaian besar penduduk Indonesia masih menjadikan beras sebagai bahan pangan utama. 

Oleh karena itu, Kementan memiliki komitmen yang kuat untuk menjamin ketersediaan beras dan bahan pangan pokok lainnya melalui sejumlah program peningkatan produksi. 

"Kementan telah merumuskan 5 cara bertindak (CB) sektor Pertanian di masa pandemi, sebagai upaya penyediaan ketersediaan pangan dan pemulihan ekonomi nasional," ucapnyan

Kementan pun, sambungnya, berhasil melakukan upaya peningkatan kapasitas produksi. Di antaranya melalui intensifikasi pertanaman, pengembangan lahan rawa dan lahan kering, Optimalisasi Peningkatan Indeks Pertanaman (OPIP), fasilitasi alat mesin pertanian dan perbaikan infrastruktur.

"Tak hanya itu, Pemerintah juga memberikan bantuan pembiayaan pertanian sebagai upaya menjaga produksi dan kesejahteraan petani. Bantuan ini melalui dana KUR dengan bunga hanya 6 persen. Total dana KUR tahun ini Rp 70 triliun dan baru terserap Rp 36 triliun. Kami dorong petani agar menggunakan dana KUR ini sehingga pertanian kita semakin maju," terangnya.

Baca juga : Permintaan Meningkat, Kapolres Temanggung Pastikan Stok Obat-obatan Aman

Perlu diketahui, berdasarkan data BPS, pertumbuhan PDB sektor pertanian tahun 2020 yakni masa pandemi Covid 19 hanya sektor pertanian yang mengalami kenaikan signifikan, yakni 16,4 persen. 

Ekspor juga naik 15,79persen dengan nilai Rp 451,77 triliun di 2020 dan ekspor tahun 2021 ini di triwulan I saja telah menyumbang 39,99%, setara dengan Rp 200 triliun. 

"Ini kinerja nasional dan saya berharap semua provinsi khususnya Sulawesi Selatan bisa melalukan kenaikan pertumbuhan ekonomi seperti ini. Ketersediaan pangan harus selalu tersedia, sebab hanya dengan pertanian kita bisa maju. Tidak ada kata mundur, pertanian harus maju terus," tandasnya. [KAL]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.