Dark/Light Mode

32 Jenis Sayuran Organik Semarang Diekspor ke Singapura

Kamis, 2 Mei 2019 00:13 WIB
Dirjen Hortikultura Kementan Suwandi bersama para petani di sela peninjauan usaha budi daya sayuran organik binaan  Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), di Getasan, Semarang, Rabu (1/5). (Foto: Dok. Kementan)
Dirjen Hortikultura Kementan Suwandi bersama para petani di sela peninjauan usaha budi daya sayuran organik binaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), di Getasan, Semarang, Rabu (1/5). (Foto: Dok. Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, memiliki sumber daya pertanian luar biasa dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, bahkan pendapatan untuk negara. Pasalnya, petani daerah ini dengan lahan seadanya mampu membudidayakan 32 jenis sayuran organik yang dipasarkan ke supermarket dan pasar ekspor.

"Getasan merupakan daerah sayuran dan sudah diolah menjadi sayuran organik, kelasnya supermarket dan ekspor. Harganya bisa lebih tinggi masuk pasar modern dan ekspor, kuncinya ada pada pengemasan dan prinsip-prinsip yang diterapkan kepada petani," kata Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi saat meninjau usaha budi daya sayuran organik, di Getasan, Semarang, Rabu (1/5).

Budi daya sayuran organik di Getasan ini merupakan binaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Dalam pengembangan budi daya sayuran agar diterima pasar modern hingga ekspor, yakni menerapkan 9 prinsip petani yang baik, di antaranya jujur, disiplin dan sebagainya.

Baca juga : Tinggal Sudirman dan Fery Yang Jaga, Kertanegara Sepi

"Pendapatan per kepala keluarga petani sebesar Rp 2 juta per bulan dengan luas lahan 1.000 meter. Intinya, semua petani sayuran organik di daerah Getasan ini sejahtera," beber Suwandi.

Ketua Koordinator Nasional Program Pertanian PBNU Witjaksono menerangkan, pengembangan budi daya sayuran organik di Getasan masih dengan bentuk kelompok-kelompok. Namun demikian, ke depan akan membentuk koperasi tani. 

"Pola pengembangan yang kami lakukan ini tentunya mengacu pada model kelembagaan tani berbasis ekonomi umat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan. Masyarakat dengan lahan seadanya, bisa berpenghasilan besar. Ya di atas gaji UMR," terangnya.

Baca juga : Kementan Garap Potensi Ekspor Kopi Wamena di Papua

Zaenal, salah seorang petani sekaligus pengekspor sayuran organik Getasan mengatakan, sebanyak 32 jenis sayuran organik yang dihasilkan petani dikemas dan dipasarkan langsung dari Getasan. Margin yang diperoleh petani cukup tinggi sehingga pendapatannya yang diperoleh jauh lebih tinggi.

"Seperti harga wortel dalam kemasan bungkusan Rp 7.500 per bungkus. Biaya produksinya hanya Rp 2.500, sehingga keuntungan mencapai Rp 5.000. Wortel rasanya manis," sebutnya.

Kemudian, ada juga pitrut yang harganya Rp 10.000 per bungkus. Timun harganya Rp 7.500 per bungkus. Sayuran organik lainya yang diproduksi seperti piter seley harganya Rp 17.500 per bungkus, sweet potato, daun labu, agas, rusmeri, daun ubi, dan berbagai jenis sayuran lainnya. 

Baca juga : Pemerintah Mau Gratiskan Pajak Semua Ekspor Jasa

"Semuanya masuk supermarket dan sore hari ini diekspor ke Singapura," pungkas Zaenal. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.