Dark/Light Mode

Waswas Covid Loncat Januari

BGS Sedia Payung Sebelum Hujan

Selasa, 9 November 2021 08:58 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin (Foto: Rizki Syahputra/RM)
Menkes Budi Gunadi Sadikin (Foto: Rizki Syahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (BGS) waswas kasus Covid-19 akan loncat lagi di Januari nanti, setelah libur Natal dan Tahun Baru. Tak ingin kecolongan, BGS amalkan peribahasa "sedia payung sebelum hujan".

Apa "payung" yang disediakan BGS itu? BGS sudah memesan sejuta pil molnupiravir. Obat yang dibuat oleh farmasi kelas kakap asal Amerika Serikat: Merck, ini dianggap ampuh menyembuhkan pasien Covid-19.

Baca juga : Mantan Bupati Lamteng Jadi Saksi Sidang Suap Pengurusan Perkara

Pil ini, kata BGS, sudah melalui uji klinis di luar negeri. Hasilnya, 50 persen penderita Covid-19 dengan saturasi di atas 95, sembuh setelah dikasih obat ini. "Nggak masuk rumah sakit," ucap BGS dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR, di Senayan, Jakarta, kemarin.

Harganya, menurut BGS, juga nggak mahal. Nggak sampai Rp 1 juta dalam sekali siklus terapi, yakni sekitar 5 hari. Dalam sehari, perlu sekitar 8 tablet, sehingga total 40 tablet. "Hitung-hitungan kami antara 40-50 dolar AS. Nggak terlalu mahal," sambungnya.

Baca juga : Bisnis CPO Kian Moncer, Nusantara Sawit Sejahtera Segera IPO

Nah, saat ke Amerika belum lama ini, BGS mengaku sudah memesan obat tersebut. Rencananya, ia mau beli sekitar 600 ribu sampai 1 juta pil. Buat antisipasi jika terjadi lonjakan kasus Covid-19 di akhir tahun. "Kita akan beli dulu sementara 600.000 sampai 1 juta tablet pada Desember," ungkapnya.

Selain beli obatnya, BGS juga nego lisensinya. Agar tahun depan, kita bisa produksi sendiri. Prosesnya sekarang sudah masuk ke tahap finalisasi. “Ada beberapa perusahaan BUMN dan swasta yang kita ajak untuk bisa apply patent-nya dari mereka,” imbuhnya.

Baca juga : Zaskia Gotik, Suami Sering Ke Rumah Mantan Istri

Di tempat terpisah, Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan mengaku, diingatkan oleh Presiden Jokowi untuk berhati-hati terhadap lonjakan kasus dalam Rapat Terbatas (Ratas) Evaluasi PPKM.

"Beliau menyampaikan bahwa kita harus betul berhati-hati dan belajar dari pengalaman negara-negara di Eropa yang mengalami lonjakan kasus harian cukup besar akibat lalainya masyarakat menerapkan protokol kesehatan," kata Luhut, dalam konferensi pers usai Ratas, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.