Dark/Light Mode

Jemaah Sujud Syukur, Saya Ikut Menangis...

Jumat, 17 Mei 2024 08:33 WIB
Seorang jemaah haji Indonesia melakukan sujud syukur saat tiba di Bandara Madinah. (Foto: MCH 2024)
Seorang jemaah haji Indonesia melakukan sujud syukur saat tiba di Bandara Madinah. (Foto: MCH 2024)

RM.id  Rakyat Merdeka - Keharuan di Tanah Suci bukan hanya dirasakan para jemaah haji. Para petugas juga. Saat ada jemaah haji sujud syukur untuk mencurahkan kebahagiaan ketika tiba di Tanah Suci, petugas haji yang menyaksikan ikut menangis.

Sampai hari kelima, Kamis (16/5/2024), sudah lebih dari 30.000 jemaah haji Indonesia tiba di Tanah Suci. Mereka mendarat melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah. Kedatangan mereka disambut para petugas haji dari berbagai Tusi (Tugas dan Fungsi) Daerah Kerja (Daker) Bandara.

Para jemaah tiba dengan wajah berseri-seri menunjukkan kebahagiaan. Meski sebagiannya berusia sepuh alias lanjut usia (lansia), mereka tampak begitu sangat bersemangat. Sebagian jemaah meluapkan kebahagiaannya dengan melakukan sujud syukur dan menangis.

Menyaksikan ini, petugas haji ikut terharu. Beberapa ikut menangis. "Saya sempat ikut menangis saat menyambut jemaah lansia. Apalagi saat mereka sujud, kita merinding," ucap Kepala Daker Bandara Abdillah, di Bandara AMAA Madinah, Kamis (16/5/2024).

Abdillah mengaku salut dengan semangat para jemaah, khususnya lansia, dalam menunaikan ibadah haji. Meski kondisinya fisik mereka mulai melemah, semangat mereka tetap menggelora.

"Semangatnya menyentuh hati. Itu yang kadang membuat kita berkaca-kaca," imbuhnya.

Keharuan yang sama dirasakan Muhamad Chanif Miftahuddin, petugas haji Tusi Transportasi Daker Bandara. Hati Kepala Bagian Humas RS Islam Sultan Agung Semarang ini meleleh saat menyaksikan jemaah sujud syukur ramai-ramai ketika tiba di Tanah Suci.

Baca juga : Bela Terdakwa Korupsi 1,7 T, JK Dapat Tepuk Tangan Di Pengadilan

"Saya terharu sekali melihat betapa bahagianya mereka," ucap pria yang akrab disapa Cak Chanif ini, dengan mata berkaca-kaca.

Dalam penyambutan jemaah haji, para petugas memberikan pelayanan optimal, khususnya kepada para jemaah lansia. Mulai dari pintu keluar pemeriksaan di bandara, perjalanan menuju bus, sampai naik bus, dilayani dengan sepenuh hati.

Untuk para lansia, petugas tidak hanya mendorongkan kursi roda, ada juga yang sampai menggendong dan membopong jemaah. Hal ini juga menimbulkan keharuan bagi petugas.

"Saat mengangkat jemaah lansia, saya teringat orang tua sendiri. Haru sekali," kata Muhtar, petugas haji Tusi Lansia Daker Bandara.

Tinggalkan Anak Sakit & Ujian

Dalam melayani para jemaah, sebagian petugas haji juga melakukan pengorbanan besar. Seperti yang dialami Adi Ginanjar dari Tusi Media Center Haji (MCH). Dia berangkat ke Tanah Suci untuk menjadi petugas haji dengan meninggalkan anak sulungnya yang terbaring di rumah sakit.

Adi bercerita, anak sulungnya tiba-tiba panas pada Jumat (3/5/2024), empat hari menjelang dia berangkat untuk bertugas. Sabtu (4/5/2024), Adi dan istri membawa buah hatinya itu ke dokter. Namun, sampai Minggu (5/5/2024) suhu tubuh anaknya tak kunjung turun.

Pada Senin (6/5/2024) panasnya malah terus naik. Adi lalu membawa anaknya ke RS. Saat datang, anaknya tak bisa langsung dirawat, karena kamar penuh. "Baru setengah 11 malam, bisa dirawat. Itu pun di IGD," ceritanya.

Baca juga : Prabowo Dipeluk Korban Banjir

Sampai Selasa sore (7/5/2024), anaknya masih dirawat di RS. Meski begitu, Adi terpaksa harus meninggalkannya, karena harus ke Jakarta untuk kemudian terbang ke Tanah Suci. "Rasanya berat sekali. Di sepanjang pesawat pun saya menangis," imbuhnya.

Beberapa hari kemudian, Adi dikabari istrinya, bahwa putra sulung mereka sudah pulang dari RS. "Alhamdulillah sekarang sudah sehat. Sudah masuk sekolah lagi," ucapnya, lega.

Pengorbanan berbeda dilakukan Sopadi Putra, mahasiswa Al-Azhar Mesir. Dia rela tidak ujian dan harus mengulang selama satu tahun demi menjadi petugas haji.

Sopadi bergabung dalam Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sebagai Tenaga Pendukung (Tepung). Dia masuk dalam Tusi Transportasi, Daker Bandara.

Dengan menjadi petugas haji, dia harus meninggalkan kuliah dan ujian yang digelar kampus. "Iya meninggalkan kuliah. Kebetulan bulan ini (ada ujian) semester akhir," ucapnya.

Sopadi sudah mengajukan izin untuk tidak kuliah dan ujian melalui KBRI di Mesir. Izinnya sudah ada, tapi tetap dia harus mengulang kuliah. "Kami izin tidak bisa ujian, tapi tetap tinggal setahun," imbuhnya.

Dia menerangkan, sistem semester di Al-Azhar Mesir berbeda dengan di Indonesia. Di Mesir, satu semester hitungannya satu tahun. Jika tertinggal ujian semeter, maka harus mengulang satu tahun. Di Al-Azhar Mesir juga tidak ada ujian susulan layaknya di Indonesia.

Baca juga : Banteng, Katanya Mau Kasih Kejutan

"Harus mengulang satu tahun. Ada 8 mata kuliah (tidak bisa ujian). Tidak bisa ujian khusus, tidak ada," terangnya.

Meski begitu, dia tetap senang bisa menjadi petugas haji. Apalagi, kesempatan menjadi petugas haji bagi mahasiswa Indonesia di Mesir hanya satu kali. Dia bersyukur, orang tua di Indonesia juga mendukung.

"Sudah konfirmasi sama orang tua. Insya Allah baik lah, persetujuan dari orang tua," ucapnya.

Sopadi menambahkan, mahasiswa Al-Azhar Mesir sangat antusias saat ada seleksi petugas haji di KBRI. Mahasiswa yang ikut tes mencapai 11 ribu orang. Dari jumlah itu, hanya 78 orang yang terpilih. "Alhamdulillah, di tahun terakhir (saya kuliah) Allah memberikan kesempatan untuk beribadah," ucapnya.

Mengenai kerja sebagai petugas haji, Sopadi mengaku sebenarnya berat dan bikin capek. Seorang petugas haji harus sigap menolong semua jemaah yang membutuhkan bantuan. Misalnya mendorong kursi roda sampai menggendong. Tapi, karena menolong tamu Allah, rasa lelah itu hilang.

"Kita ikhlas, kita ridha. Insya Allah, Allah akan membalas kebaikan kita," tutupnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.