Dark/Light Mode

Xi Ingatkan Biden, Mendukung Taiwan Sama Artinya Dengan Bermain Api

Selasa, 16 November 2021 15:32 WIB
Pertemuan virtual Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping telah diselenggarakan pada Senin (15/11). (Foto: Net)
Pertemuan virtual Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping telah diselenggarakan pada Senin (15/11). (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden AS Joe Biden menegaskan, pihaknya sangat menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian di seluruh Taiwan.

Hal itu disampaikan Biden, dalam pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping, Senin (15/11) malam.

Dalam pembicaraan tersebut, Biden dan Xi juga membahas masalah kontroversial lainnya. Seperti praktik China di Xinjiang dan Hong Kong.

Ini adalah diskusi paling substansial yang dilakukan kedua pemimpin, sejak Biden menjabat Presiden AS pada Januari.

Xi mengingatkan Biden, dukungan untuk Taiwan sama halnya dengan memantik api. "Siapa yang bermain api, pasti akan terbakar," demikian pernyataan media China, seperti dikutip Reuters.

Baca juga : Haico Van Der Veken Cuma Teman Dengan Rangga Azof

Terkait hal tersebut, Gedung Putih menegaskan, Presiden Biden tetap pada kebijakan Satu China.

Kebijakan Satu China adalah landasan hubungan China-AS. Dalam konteks ini, AS mengakui dan memiliki hubungan formal dengan China ketimbang Taiwan, yang dilihat China sebagai provinsi yang memisahkan diri untuk dipersatukan kembali dengan daratan suatu hari nanti.

Namun, AS juga menganut Undang-Undang Hubungan Taiwan, yang menyatakan bahwa ia harus membantu Taiwan mempertahankan diri, jika terjadi serangan.

Bulan lalu, Biden mengatakan, AS akan membela Taiwan jika China menyerang. Ini jelas-jelas menyimpang dari posisi kebijakan luar negeri AS yang cenderung ambigu secara strategis.

Topik lain yang dibahas kedua pemimpin negara ekonomi terbesar itu adalah soal perdagangan. 

Baca juga : Anies Melawan Kritik Dengan Kata Dan Data

Dalam hal ini, Biden merasa perlu melindungi pekerja dan industri Amerika dari praktik perdagangan dan ekonomi China, yang dinilainya tidak adil.

Sementara Reuters menyebut, Xi telah meminta Biden untuk menghentikan penyalahgunaan konsep keamanan nasional untuk menindas perusahaan-perusahaan China.

Biden juga menyuarakan keprihatinannya tentang praktik China di Xinjiang, Tibet, dan Hong Kong - meskipun tidak ada info lebih lanjut yang diberikan tentang hal ini.

Isu-isu seperti kawasan Indo-Pasifik juga dibahas. Begitu juga krisis iklim dan peran AS dan China dalam hal ini.

Ini adalah pembicaraan ketiga Biden dan Xi, setelah Presiden AS ke-46 dilantik pada Januari 2021.

Baca juga : Anis Matta: Semua Bisa Jadi Pahlawan Dengan Semangat Berbagi

Sejak pandemi berjangkit, Xi tak pernah meninggalkan China. Karena itu, pertemuan ini digelar secara virtual.

Hubungan China-AS sangat penting bagi kedua belah pihak dan dunia yang lebih luas. Berulang kali, Beijing meminta AS memperbaiki hubungan yang sempat memburuk di masa Donald Trump. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.