Dark/Light Mode

Manut Amerika, Australia Boikot Olimpiade 2022 Beijing

Rabu, 8 Desember 2021 12:13 WIB
PM Australia Scott Morrison (Foto: Net)
PM Australia Scott Morrison (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan rencana Australia, untuk memboikot Olimpiade 2022 Beijing secara diplomatik. Menyusul langkah sekutu dekatnya, Amerika Serikat (AS) yang telah lebih dulu memproklamirkan aksi boikotnya pada Senin (6/12).

Sama seperti AS, Australia tetap mengirim atletnya untuk berlaga di event olahraga internasional yang akan digelar Februari 2022. Namun, tidak ada wakil pemerintah yang akan datang ke Beijing.

"Pelanggaran HAM dan isu di Xinjiang menjadi concern pemerintah kami," kata Morrison dalam konferensi pers di Sydney, seperti dikutip CNN, Rabu (8/12).

"Saya senang membahas soal ini dengan pemerintah China. Tak ada hambatan sejauh ini. Namun, pemerintah China tidak mengambil kesempatan ini untuk membahas masalah tersebut," jelasnya.

Baca juga : China Geram AS Bakal Boikot Olimpiade Musim Dingin

Selama berbulan-bulan, para aktivis telah menyerukan boikot Olimpiade atas pelanggaran HAM oleh pemerintah China di Xinjiang dan Tibet dan tindakan keras politiknya di Hong Kong.

 AS dan negara-negara Barat lainnya menuduh AS memenjarakan lebih dari satu juta Muslim Uighur di pusat-pusat penahanan di Xinjiang. Beberapa mantan tahanan mengklaim mereka disiksa, diperkosa atau disterilkan secara paksa.

Beijing membantah tuduhan itu, dengan mengatakan kamp-kamp itu adalah pusat pendidikan ulang yang dirancang untuk memerangi separatisme dan terorisme Islam di wilayah barat jauh.

Terkait hal ini, pada Januari 2201, Komite Olimpiade Internasional (IOC) meminta khalayak agar tak salah memaknai pemberian gelar tuan rumah Olimpiade kepada China. Menurutnya, itu tak berarti IOC mendukung standar HAM ala China.

Baca juga : Nggak Bakal Kirim Delegasi Resmi, AS Boikot Olimpiade 2022 Beijing

Sebelumnya, pada Seni (6/12), Juru Bicara Gedung Putih Jan Psaki mengatakan, aksi boikot yang dilakukan AS adalah wujud protes terhadap genosida dan kejahatan kemanusiaan yang sedang berlangsung di Xinjiang.

"Kebijakan yang sama berlaku untuk Paralimpiade Musim Dingin 2022, yang dijadwalkan di Beijing pada Maret 2022," ujar Psaki.

Menyusul keputusan AS, Kementerian Luar Negeri China mengatakan, pihaknya akan mengambil tindakan balasan yang tegas, tanpa merinci apa yang akan dilakukan.

Untuk diketahui, AS akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2028 di Los Angeles, sedangkan Olimpiade 2032 akan berlangsung di Brisbane, Australia.

Baca juga : Ditopang E-commerce, Industri Logistik Pede Tatap 2022

"Australia adalah negara olahraga yang hebat. Saya berharap yang terbaik bagi IOC, untuk Olimpiade Musim Dingin Beijing. Saya sangat memisahkan masalah olahraga dan masalah yang ada di antara dua pemerintah. Australia tidak akan mundur dari posisi kuat yang dimiliki, untuk membela kepentingan warganya," tegas Morrison. [HES]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.