Dark/Light Mode

Alunan Angklung Semarakkan Festival Seni Budaya Indonesia Di Nansha

Senin, 13 Desember 2021 20:35 WIB
Permainan Angklung di Festival Seni Budaya Indonesia yang digelar di Taman Burung Nasha, di Provinsi Guangdong, Minggu (12/12). (Foto: KJRI Guangzhou)
Permainan Angklung di Festival Seni Budaya Indonesia yang digelar di Taman Burung Nasha, di Provinsi Guangdong, Minggu (12/12). (Foto: KJRI Guangzhou)

RM.id  Rakyat Merdeka - Suasana Taman Burung Nansha, di Provinsi Guangdong sangat ramai dipenuhi pengunjung. Sekitar 300 pengunjung datang untuk hadiri Festival Seni Budaya Indonesia yang digelar, Minggu (12/12).

Hadir pada kesempatan ini diplomat asing, dan kalangan pemerintah, seniman, akademi China serta sekitar 70 warga China kelahiran Indonesia (atau guiqiao/returned overseas Chinese) dan keluarganya.

Para guiqiao tersebut datang dari Kota Yingde, Jiangmen (Provinsi Guangdong) dan bahkan Xinlong dan Binchushan di Provinsi Hainan. Sebanyak 27 Guiqiao dari Hainan bahkan rela menempuh perjalanan darat selama 14 jam untuk menyaksikan dan juga tampil dalam acara ini.

Pak Lan Rixing, guiqiao kelahiran Pangalengan-Bandung Ketua Asosiasi Guiqiao Xinlong, menyampaikan bahwa kelompoknya sangat gembira bisa datang ke Nansha, dan mereka telah mempersiapkan penampilan terbaiknya.

Tari Lenggang Nyai yang dibawakan apik oleh tujuh remaja keturunan guiqiao Yingde mengawali acara pagi itu. Mengenakan kostum adat Betawi, dengan luwes mereka menari mengikuti alunan musik gambang.

Baca juga : Jenazah Wali Kota Bandung Mang Oded Dimakamkan Malam Ini Di Tasikmalaya

 

 

Dubes RI untuk RRT dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, hadir memberikan sambutan melalui jaringan zoom.

Dubes Jauhari mengatakan penyelenggaraan festival seni dan budaya ini akan semakin memperkuat hubungan bilateral RI-RRT yang telah berjalan 71 tahun, dan diharapkan akan semakin membuka kerja sama-kerja sama lain di bidang pertukaran budaya, people-to-people contact, pendidikan hingga perdagangan dan investasi.

Angklung diangkat menjadi tema festival yang untuk kali pertamanya digelar di Nansha. Angklung adalah salah satu alat musik tradisional Indonesia yang telah mendapat pengakuan internasional yaitu sebagai masterpiece warisan tak benda dunia dari UNESCO pada 2010.

Baca juga : KSP Dukung Penguatan Kerja Sama Pertahanan Indonesia-India

Angklung juga telah digunakan untuk memecahkan beberapa kali rekor dunia untuk kategori penampilan berkelompok terbanyak, yaitu di: Washington (5.185 orang, tahun 2011), Beijing (5.393 orang, 2013), dan Adelaide (6.100 orang, 2014).

Sebagai alat musik yang sangat harmonis, Angklung terbuat dari bambu, sesuai dengan atmosfer Taman Burung Nansha yang sangat alami.

Permainan angklung dimainkan oleh grup guiqiao Yingde dan siswa Jurusan Bahasa Indonesia Guangdong University of Foreign Studies (GDUFS) Guangzhou yang membawakan “Dayung Sampan/Tian Mi Mi” dan “Ayo Mama”.

Ditampilkan juga rekaman pertunjukan siswa Guangxi Arts University (GAU) Nanning yang membawakan “Ayam Den Lapeh”. Selama acara berlangsung pukul 10.00 – 15.00, pengunjung dihibur oleh 17 permainan angklung, tari, dan lagu yang silih berganti ditampilkan oleh Guiqiao Yingde, Guiqiao Xinlong, GDUFS, GAU dan Jinan University.

 

Baca juga : Bamsoet Tegaskan, Sistem Ekonomi Indonesia Adalah Ekonomi Pancasila

 

Acara Festival Seni Budaya ini berlangsung sangat meriah. Di acara penutup, puluhan pengunjung dengan antusias bergabung untuk menari bersama “Gemu Famire”. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.