Dark/Light Mode

Inggris Umumkan Kematian Pertama Akibat Omicron

Senin, 13 Desember 2021 20:58 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. (Foto: Istimewa)
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengabarkan kasus kematian pertama akibat varian Omicron di negaranya, Senin (13/12).

Johnson mengingatkan warganya akan bahaya gelombang pasang baru akibat varian Covid-19, Omicron. "Ada satu pasien kini telah dipastikan meninggal dunia akibat varian Omicron," kata Johnson dikutip NBC.com, Senin (13/12).

Johnson telah memberlakukan pembatasan yang lebih ketat, sejak Inggris mendeteksi kasus pertama Omicron pada 27 November.

Dia mendesak orang-orang mendapatkan suntikan booster, untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 yang dapat membuat sistem kesehatan kewalahan Johnson mengatakan setiap orang berusia 18 tahun ke atas akan mendapatkan suntikan vaksin ketiga pada akhir Desember, sebagai kewaspadaan atas meluasnya varian Omicron.

Baca juga : Setan Merah Ogah Paksa Pogba Bertahan

"Saya khawatir bahwa dua dosis vaksin saja tidak cukup untuk memberikan tingkat perlindungan yang kita semua butuhkan," ujar Johnson.

"Tetapi kabar baiknya adalah para ilmuwan kami yakin bahwa dengan dosis ketiga atau dosis booster. Kita semua dapat meningkatkan tingkat perlindungan kita kembali," ujarnya.

Johnson mengatakan, target pemberian vaksin booster pada 31 Desember hanya berlaku untuk warga Inggris. Sementara Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara diharapkan dapat mempercepat kampanye vaksinasi mereka.

Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan, varian Omicron menyebar pada tingkat fenomenal. Varian tersebut saat ini menyumbang sekitar 40 persen dari total infeksi Covid-19 di London.

Baca juga : Hasil Liga Inggris: Man United, Chelsea Dan Arsenal Tambah 3 Poin

Sejauh ini, lebih dari 80 persen orang berusia 12 tahun ke atas di Inggris telah menerima dua dosis vaksin. Sementara 40 persen orang dewasa di Inggris telah mendapatkan tiga dosis vaksin.

Kepala petugas medis Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara mengatakan, varian Omicron menimbulkan risiko tambahan pada layanan publik dan perawatan kesehatan.

Mereka merekomendasikan untuk menaikkan level waspada dari tingkat 3 menjadi tingkat 4 pada skala 5 poin.

Para dokter mengatakan, bukti awal menunjukkan varian Omicron menyebar jauh lebih cepat daripada varian delta.

Baca juga : Peringati HUT Ke 64, Pertamina Fokus Transisi Energi

Pejabat Inggris mengatakan, varian omicron kemungkinan akan menggantikan varian delta sebagai strain dominan di Inggris dalam beberapa hari mendatang.

Sebelumnya World Health Organization (WHO) sudah memasukkan varian Omicron sebagai varian of concern. Varian ini diketahui telah menyebar ke 72 negara di dunia. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.