Dark/Light Mode

Kritik Kunjungan Hun Sen Ke Myanmar

Menlu Malaysia: Ngomong Sama ASEAN Dulu Dong..

Sabtu, 15 Januari 2022 06:30 WIB
Sejumlah demonstran melakukan aksi menolak kunjungan Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen ke Yangon, Myanmar. Kunjungan Hun Sen juga panen kritikan dari negara-negara ASEAN. (Foto: REUTERS).
Sejumlah demonstran melakukan aksi menolak kunjungan Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen ke Yangon, Myanmar. Kunjungan Hun Sen juga panen kritikan dari negara-negara ASEAN. (Foto: REUTERS).

RM.id  Rakyat Merdeka - Manuver Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen melakukan kunjungan ke Myanmar mengatasnamakan ASEAN, memicu polemik. Malaysia memandang hal tersebut menimbulkan kesan memberikan pengakuan terhadap Junta Militer.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan, ada perbedaan pendapat di ASEAN tentang kunjungan Hun Sen. Ada pihak yang menganggap kunjungan tersebut tidak seharusnya dilakukan.

“Karena kunjungannya ditafsirkan sebagai pengakuan terhadap militer di Myanmar,” katanya Saiffudin, dilansir Al Jazeera, kemarin.

Baca juga : Luhut: Yang Nggak Ngerti, Jangan Ngomong Dulu Deh

Saifuddin berpendapat, Hun Sen memang berhak mengunjungi Myanmar sebagai kepala pemerintahan Kamboja. Namun, jika sebagai Ketua ASEAN, seharusnya PM Kamboja berkonsultasi dengan para pemimpin ASEAN lainnya. Kamboja saat ini merupakan pemegang Kepresidenan ASEAN. Sedangkan organisasi itu, seperti diketahui, menentang kudeta di Myanmar.

“PM Hun Sen bisa meminta pandangan kami tentang apa yang harus dia lakukan jika dia pergi ke Myanmar,” jelasnya.

Dia juga menyebut, kunjungan Hun Sen ke Myanmar tidak menghasilkan apapun terkait dengan proses demokrasi di negara itu.

Baca juga : Dukung ASEAN Bantu Myanmar, Australia Nyumbang 5 Juta Dolar

Lebih lanjut, kata Saifuddin, tidak jelas apakah Kamboja, akan terus mengucilkan Pemerintah Junta di pertemuan ASEAN. Sebelumnya, November tahun lalu, Myanmar tidak diundang dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.

Sementara itu, Menlu Kamboja Prak Sokhonn menjelaskan, sebagai Ketua ASEAN, negaranya akan mengambil pendekatan berbeda terhadap krisis Myanmar. Hal tersebut ditanggapi Junta Myanmar dengan mengucapkan “terima kasih” karena dianggap berpihak pada Myanmar.

Terpisah, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) untuk Myanmar Noeleen Heyzer, mendesak ASEAN untuk melibatkan semua pihak dalam krisis. Heyzer yang mengadakan pembicaraan virtual dengan Hun Sen menyebut, pihaknya mencari upaya kolaboratif. Khususnya, dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan sambil melihat kemajuan dalam rencana perdamaian lima poin yang terhenti.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.