Dark/Light Mode

Omicron Kini Sudah Punya Anak, Kasusnya Mendominasi Denmark

Rabu, 26 Januari 2022 12:26 WIB
Ilustrasi sampel varian Omicron (Foto: Net)
Ilustrasi sampel varian Omicron (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Belum lama bikin heboh, Omicron sudah punya anak. Sub-varian alias son of Omicron bernama BA.2 ini disebut memiliki daya tular tinggi. Namun, masih terlalu dini untuk mengkategorikan jenis ancaman yang diakibatkan oleh sub-varian anyar ini.

WHO mengatakan, kita perlu mewaspadai kemunculan BA.2. Situs referensi kesehatan beken webmd menyebut,  anak Omicron ini telah teridentifikasi di sedikitnya 40 negara. Termasuk, tiga kasus yang terdeteksi di Houston dan beberapa kasus di negara bagian Washington.

BA.2 menyumbang hanya sebagian kecil dari kasus yang dilaporkan, termasuk 5 persen di India, 4 persen di Inggris, dan 2 persen di Swedia dan Singapura.

Baca juga : Orang Tua Tenang Anak Ikut PTM Jika Ventilasi Di Sekolah Baik

Tapi di Denmark, lain lagi ceritanya. Negara yang memiliki kemampuan pengurutan genetik (whole genome sequencing) yang kuat ini melaporkan, jumlah kasus yang diakibatkan oleh anak Omicron ini mencapai 50-81 persen dari total kasus Covid.

Berita itu menimbulkan sedikit lebih banyak ketidakpastian ke dalam situasi yang sudah tidak pasti, termasuk seberapa dekat kita dengan penyakit menular yang mengubah gaya hidup ini.

Pendapat para ahli terkait kemunculan anak Omicron pun masih beragam. Karena itu, masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang jenis risiko yang ditimbulkan BA.2 dibanding jenis Omicron yang lebih dominan, BA.1.

Baca juga : Kalau Masih Mau Hidup Ikuti Aturan Pemerintah

Lewat akun Twitter-nya pada 23 Januari lalu, Eric Feigl-Ding, ScD, seorang ahli epidemiologi dan ekonom kesehatan mengatakan BA.2 bisa jadi lebih mengkhawatirkan ketimbang orangtuanya, Omicron. 

"Informasi dari Denmark, BA.2 memiliki penularan yang jauh lebih cepat. Bahkan, mampu menghindari jerat antibodi,” katanya. 

Pada hari yang sama, 23 Januari, Feigl-Ding mencuit fakta subvarian dapat menyebar dua kali lebih cepat dari Omicron, yang sudah jauh lebih menular daripada versi virus sebelumnya.

Baca juga : Jepang Sudah Sumbang 6,8 Juta Vaksin Ke Indonesia

Sementara Robert Garry, PhD, seorang ahli virus di Universitas Tulane, New Orleans, Amerika Serikat mengatakan kepada The Washington Post, tidak ada alasan untuk mengasumsikan BA.2 akan lebih berdampak buruk ketimbang Omicron asli. [HES]

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.