Dark/Light Mode

Tepis Isu Mau Gempur Ukraina

Dubes Rusia: Kami Nggak Mau Perang

Sabtu, 5 Februari 2022 08:10 WIB
Instruktur militer Amerika Serikat sedang melatih tentara Ukraina menggunakan rudal M141 Bunker Defeat Munition (SMAW-D) di Yavoriv, Ukraine. (Foto: Dok. Associated Press Via Arab News).
Instruktur militer Amerika Serikat sedang melatih tentara Ukraina menggunakan rudal M141 Bunker Defeat Munition (SMAW-D) di Yavoriv, Ukraine. (Foto: Dok. Associated Press Via Arab News).

 Sebelumnya 
“Sangat disesalkan, negara-negara di bawah pimpinan Amerika Serikat mencoba menentang perjalanan sejarah yang objektif, berusaha mempertahankan keuntungan eksklusif sebagai ‘penguasa dunia’ dan mengabaikan kepentingan sah negara lain,” cecarnya.

Vorobieva mencatat, saat ini militerisasi Ukraina terus berlanjut. Negara-negara aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengerahkan peralatannya ke perbatasan Rusia, meningkatkan aktivitas pengintaian dan mengasah taktik serangan.

NATO, lanjutnya, juga mengirim pasokan berbagai jenis senjata dan peralatan militer ke Kiev dan menggelar pelatihan.

Baca juga : Ini, Tanggapan Dubes Rusia Di Jakarta

“Yang menjadi perhatian khusus Rusia adalah fakta bahwa ekspansi NATO terus berlanjut. Hal ini secara objektif memaksa Rusia mengambil langkah untuk menjamin keamanan nasionalnya,” tandasnya.

Dia berpendapat, yang akan sangat membantu jalan menuju de-eskalasi adalah jika AS dan NATO memberikan jaminan tertulis dalam mengeliminasikan kemungkinan perluasan aliansi ke arah timur. Juga, keduanya menolak menciptakan infrastruktur militer besar-besaran di wilayah negara-negara eks Uni Soviet.

Vorobieva juga menegaskan, Rusia tidak menyerang siapa pun. Bahkan sampai saat ini pun, tidak berencana melakukan serangan.

Baca juga : Belasan Pemain Persib Positif Covid-19, Ridwan Kamil Ingatkan Pentingnya Prokes

Seperti yang dikutip dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, “Jika itu tergantung pada Rusia, maka perang tidak akan terjadi. Kami tidak ingin perang. Tetapi kami juga tidak akan membiarkan kepentingan kami diinjak-injak secara kasar dan diabaikan!”

Menurut Lavrov, Rusia meyakini bahwa satu-satunya cara efektif menyelesaikan masalah yang muncul adalah melalui jalur politik dan diplomatik. Bukan melalui konflik Rusia dan Ukraina seperti yang diinginkan negara-negara tertentu. “Apalagi, antara Rusia dan Ukraina, pada dasarnya bersaudara,” kata Lavrov.

Rusia berharap, akal sehat akan menang atas eskalasi situasi yang tidak bertanggung jawab ini. Pada gilirannya, Rusia, akan melakukan segala hal yang dimungkinkan, demi mencegah pecahnya konflik bersenjata. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.