Dark/Light Mode

Tepis Isu Mau Gempur Ukraina

Dubes Rusia: Kami Nggak Mau Perang

Sabtu, 5 Februari 2022 08:10 WIB
Instruktur militer Amerika Serikat sedang melatih tentara Ukraina menggunakan rudal M141 Bunker Defeat Munition (SMAW-D) di Yavoriv, Ukraine. (Foto: Dok. Associated Press Via Arab News).
Instruktur militer Amerika Serikat sedang melatih tentara Ukraina menggunakan rudal M141 Bunker Defeat Munition (SMAW-D) di Yavoriv, Ukraine. (Foto: Dok. Associated Press Via Arab News).

RM.id  Rakyat Merdeka - Rusia menepis isu bakal menyerang Ukraina. Negara yang dipimpin Vladimir Putin itu menyebut Ukraina sebagai saudara.

Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menuding, isu Rusia akan menyerang Ukraina muncul akibat penggiringan opini serta pemberitaan yang tidak berimbang. Menurutnya, banyak informasi terkait Ukraina, jarang mengutip sikap Pemerintah Moskow.

“Jika ada yang memuat informasi dari pihak Rusia, malah dalam kutipan terpotong,” kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dalam keterangan resminya kepada Rakyat Merdeka dan RM.id pada Kamis (3/2).

Baca juga : Ini, Tanggapan Dubes Rusia Di Jakarta

Vorobieva menyesalkan, pemberitaan lebih memberi panggung pada politisi Barat dan sejumlah pakar dadakan. “Jika menengok sejarah, maka akan menjadi jelas bahwa Rusia adalah negara yang benar-benar memahami apa itu perang,” cetus mantan Dubes Rusia untuk Malaysia itu.

Dia mengingatkan, Rusia mengalami kehilangan korban tak kurang dari 27 juta jiwa dalam Perang Dunia II. Mengingat akibat perang di masa lalu itu, Vorobieva menekankan, negaranya yang bersinggungan dengan isu Ukraina, justru paling tidak menginginkan eskalasi ketegangan di kawasan.

Spekulasi tentang kemungkinan serangan Rusia ke Ukraina muncul pada akhir 2021. Sampai saat ini, menurut Vorobieva, isu itu masih terus dipublikasikan. Bahkan, setiap kali publikasi muncul, disertai perkiraan waktu penyerangan baru.

Baca juga : Belasan Pemain Persib Positif Covid-19, Ridwan Kamil Ingatkan Pentingnya Prokes

“Misalnya, serangan akan dilakukan pada Desember 2021, kemudian pada Januari 2022 dan sekarang disampaikan akan dilakukan saat Olimpiade Beijing mendatang,” tutur Vorobieva.

Semua hal ini, menurutnya. menunjukkan bahwa perang informasi yang sistematis sedang dilancarkan terhadap Rusia. Tujuannya, demi meyakinkan masyarakat dunia, bahwa Rusia adalah “agressor”,“bad guy” dan lainnya.

Langkah-langkah itu, menurutnya, demi menciptakan Russophobia atau ketakutan pada Rusia. “Ini telah lama timbul. Karena tidak semua pihak Barat siap menerima tatanan dunia multipolar, yang memiliki tujuan menjadi lebih adil dan demokratis,” tudingnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.