Dark/Light Mode

PM Libya Abdulhamid al-Dbeibah Selamat Tanpa Cedera Ketika Mobilnya Diterjang Peluru

Kamis, 10 Februari 2022 11:22 WIB
Perdana Menteri Libya Abdulhamid al-Dbeibah (Foto Reuters/Hazem Ahmed/as)
Perdana Menteri Libya Abdulhamid al-Dbeibah (Foto Reuters/Hazem Ahmed/as)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri (PM) Libya Abdulhamid al-Dbeibah lolos tanpa cedera ketika mobilnya diterjang serentetan tembakan pada Kamis dini hari. Insiden itu terjadi di tengah pertikaian sengit perebutan kekuasaan.

Dilansir Reuters, Kamis (10/2), seorang sumber menyebut insiden itu jelas merupakan upaya pembunuhan. Dbeibah sedang berada dalam perjalanan pulang ke kediamannya. Di tengah perjalanan, mobil yang ditumpangi Dbeibah ditembaki dari sebuah kendaraan lain, yang berhasil kabur.

Insiden tak berdarah itu tengah diselidiki kejaksaan. Upaya pembunuhan itu, jika dikonfirmasi, akan memperburuk krisis kekuasaan di Libya. Dbeibah sebelumnya menyatakan, ia akan mengabaikan pemungutan suara, yang dijadwalkan berlangsung di parlemen kawasan timur pada Kamis, untuk menggantikan dirinya.

Baca juga : KPK Dalami Penerimaan Uang Eks Penyidiknya Dari Pengurusan 5 Perkara

Dbeibah telah berulang kali mengatakan, Pemerintah Transisi Persatuan Nasional (GNU) yang dia pimpin tetap sah meskipun terjadi kegagalan dalam proses pemilihan yang direncanakan pada Desember 2021. Ia juga menolak langkah parlemen untuk mengambil kendali atas GNU.

"Saya tidak akan membiarkan masa transisi baru. Kami tidak akan mundur dari peran kami dalam pemerintahan yang kami janjikan kepada rakyat sampai pemilu tercapai," kata Dbeibah dalam pidatonya, Selasa (8/2).

Politik di Libya tidak stabil sejak pemberontakan yang didukung Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada 2011 melawan Muammar Gaddafi. Kemudian negara itu terpecah pada 2014 menyusul pertikaian antara kubu-kubu di timur dan barat. Masing-masing dengan pemerintahnya sendiri.

Baca juga : Nurdin Abdullah Diduga Tampung Gratifikasi Pake Rekening Pengurus Masjid

Dbeibah dilantik Maret 2021 sebagai kepala Pemerintah Kesatuan Nasional (GNU). Pemerintah yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu dibentuk untuk mengatur persiapan pemilu pada Desember 2021. Namun di tengah proses, Dbeibah mencalonkan diri sebagai presiden.

Dengan pencalonannya itu, Dbeibah telah mengingkari janji ketika dia diangkat sebagai perdana menteri bahwa dia tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan Desember. Pasalnya, pencalonannya menjadi salah satu kontroversi utama yang akhirnya membuat proses itu runtuh.

Parlemen tersebut, yang sebagian besar mendukung pasukan timur selama perang saudara berlangsung, telah menyatakan GNU tidak sah. Dan, akan mengadakan pemungutan suara Kamis ini, untuk menunjuk perdana menteri baru untuk membentuk pemerintahan.

Baca juga : Brigade Al Qassam Hamas Gelar Parade Militer di Jalur Gaza

Namun, penasihat dari PBB untuk Libya serta negara-negara Barat mengatakan bahwa mereka tetap mengakui GNU. Mereka mendesak lembaga-lembaga politik Libya untuk lebih memusatkan perhatian pada penyelenggaraan pemilu.

Sebagai informasi, Parlemen pada pekan ini mengatakan tidak ada pemilu pada tahun ini.[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.