Dark/Light Mode

Buntut Permintaan Maaf PM Rutte Atas Kekejaman Tentara Belanda

Di Sini Dianggap Monster, Di Sana Digelari Pahlawan

Senin, 21 Februari 2022 08:10 WIB
Presiden Joko Widodo menerima Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Istana Bogor, 7 Oktober 2019.
Presiden Joko Widodo menerima Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Istana Bogor, 7 Oktober 2019.

 Sebelumnya 
Sedangkan organisasi veteran yang mewakili veteran Belanda, Veterans Platform, mengatakan, hasil riset tersebut sebenarnya telah mengurangi level kekejaman, daripada yang sebenarnya, di masa itu. Namun mereka khawatir, hasil penelitian itu akan membuat keluarga mantan prajurit bakal dirundung stigma negatif, imbuhnya.

“Hasil riset diangkat dengan perspektif yang lebih memenuhi norma, nilai dan pertimbangan etis kontemporer modern,” pernyataan Veterans Platform.

Baca juga : Basarah: Pemerintah Belanda Layak Beri Kompensasi Keluarga Korban

“Lebih dari 200 ribu veteran secara implisit digambarkan sebagai pelaku kekerasan ekstrem. Ini membuat mereka dan kerabat mereka bisa mendapat hinaan dan stigma negatif.”

Selama ini, periode 1945-1947 di Indonesia dikenal sebagai Agresi Belanda. Sementara Belanda mengenang periode itu sebagai ‘Periode Bersiap.’ Menurut sebagian pihak di negeri itu, banyak tentaranya tewas selama periode tersebut.

Baca juga : AP II Hadirkan Program Gerbang Indonesia Di Bandara Sultan Thaha

Dulu, Westerling yang dianggap monster oleh rakyat Indonesia, ternyata di Belanda dielu-elukan sebagai pahlawan nasional. Dia memperoleh anugerah bintang jasa dari Ratu Belanda.

Sebelumnya, PM Mark Rutte meminta maaf atas kekerasan ekstrem selama perang kemerdekaan Indonesia. Permintaan maaf disampaikan Rutte, merespons riset tiga lembaga di Belanda.

Baca juga : Jangan Ganti Menteri Ganti Juga Kurikulum

Yakni, pertama, Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde/KITLV). Kedua, The National Institute of Mental Health (NIMH). Ketiga, NIOD Institute for War, Holocaust and Genocide Studies (Institut NIOD untuk Pembelajaran Perang, Holocaust dan Genosida) dan sejumlah peneliti Indonesia.

“Penelitian ini mendorong saya untuk mengulang lagi permohonan maaf, di sini dan saat ini: atas kekerasan ekstrem yang sistematis dan meluas yang dilakukan Belanda pada tahun-tahun itu dan pandangan yang konsisten kabinet-kabinet sebelumnya, saya menyampaikan permintaan maaf yang mendalam atas nama pemerintah Belanda kepada rakyat Indonesia hari ini,” kata Rutte dalam keterangan resminya, dilansir situs resmi Pemerintahan Nasional Belanda (De Rijksoverheid. Voor Nederland), Kamis (17/2).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.