Dark/Light Mode

323 Juta Orang Terancam Kerawanan Pangan Akut

Jokowi Minta G7 Dan G20 Fasilitasi Ekspor Pangan Dari Ukraina & Rusia, Pupuk Jangan Gagal Ditangani

Selasa, 28 Juni 2022 07:45 WIB
Presiden Jokowi (kiri) bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron (tengah), dan Presiden AS Joe Biden dalam sesi working lunch KTT G7 di Elmau, Jerman, Senin (27/6). (Foto: Setkab)
Presiden Jokowi (kiri) bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron (tengah), dan Presiden AS Joe Biden dalam sesi working lunch KTT G7 di Elmau, Jerman, Senin (27/6). (Foto: Setkab)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menyerukan negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan, yang saat ini mengancam rakyat di negara-negara berkembang, jatuh ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrem.

"Data World Food Programme menyebut, 323 juta orang di tahun ini, terancam menghadapi kerawanan pangan akut. G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi krisis pangan ini. Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” tegas Jokowi pada KTT G7 sesi II dengan topik ketahanan pangan dan kesetaraan gender di Elmau, Jerman, Senin (27/6).

Jokowi menekankan, pangan adalah permasalahan Hak Asasi Manusia (HAM) yang paling dasar. Para perempuan dari keluarga miskin, dipastikan menjadi pihak yang paling menderita, dalam menghadapi kekurangan pangan bagi anak dan keluarganya.

Baca juga : Perang Ukraina VS Rusia Bakal Makan Waktu Lama

“Karena itu, kita harus segera bertindak cepat mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan. Rantai pasok pangan dan pupuk global, harus kembali normal,” tandasnya.

Jokowi juga menegaskan pentingnya dukungan negara G7, untuk mengintegrasi ekspor gandum Ukraina dan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia, dalam rantai pasok global.

Menurutnya, ada dua cara untuk merealisasikan hal tersebut. Pertama, memfasilitasi ekspor gandum Ukraina, agar dapat segera berjalan.

Baca juga : Disebut Halangi Ekspor Bahan Pangan Dari Ukraina, Rusia Nggak Terima

Kedua, melakukan komunikasi secara proaktif kepada publik dunia, bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.

“Komunikasi intensif ini perlu sekali dilakukan. Agar tidak terjadi keraguan yang berkepanjangan di publik internasional. Komunikasi intensif ini juga perlu dipertebal dengan komunikasi ke pihak-pihak terkait seperti bank, asuransi, perkapalan dan lainnya,” jelas Jokowi.

Dia juga menaruh perhatian besar pada dampak perang terhadap rantai pasok pangan dan pupuk.

Baca juga : Jokowi Minta Kampus Fasilitasi Mahasiswa Kembangkan Talenta

“Khusus untuk pupuk, jika kita gagal menanganinya, maka krisis beras yang menyangkut 2 miliar manusia, terutama di negara berkembang dapat terjadi,” ucapnya.

Di akhir sambutannya, Presiden kembali menyerukan pentingnya negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan ini, juga mengundang para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20 di Bali.

"Saya tunggu para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20. Sampai jumpa di Bali, 15-16 November 2022,” pungkas Jokowi, yang dalam kesempatan tersebut didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.