Dark/Light Mode

Nyatakan Bersedia Jadi PM Malaysia Lagi

Mahathir: Meski Tua, Saya Masih Kuat Kerja

Kamis, 20 Oktober 2022 07:05 WIB
Mahathir Mohamad mengunjungi petugas kesehatan, polisi, damkar serta relawan yang membantu penduduk korban banjir di Langkawi, Malaysia, 17 Oktober 2022
Mahathir Mohamad mengunjungi petugas kesehatan, polisi, damkar serta relawan yang membantu penduduk korban banjir di Langkawi, Malaysia, 17 Oktober 2022

 Sebelumnya 
Mahathir mengatakan, koalisi Gerakan Tanah Air (GTA) yang didirikannya, ingin dia tetap mempertahankan kursi parlemen dari daerah pemilihan Langkawi. Kursi tersebut dimenangkannya dalam pemilu 2018. Partai Pejuang bersama beberapa partai lain di koalisi GTA menitikberatkan perjuangan orang Melayu.

Koalisi GTA juga menjajaki kerja sama dengan Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin seterunya, Anwar Ibrahim. Namun, lanjut dia, Anwar Ibrahim tidak mau.

Baca juga : Mahathir: Kalau Diminta, Bagaimana Saya Menolaknya?

Mahathir enggan berspekulasi soal siapa PM yang akan diusung jika koalisi GTA menang pemilu. Kandidat PM baru, menurutnya, relevan dibahas jika koalisi sudah menang.

GTA terdiri atas Partai Pejuang Tanah Air (Pejuang), Partai Bumiputera Perkasa Malaysia (Putra), Barisan Jamaah Islamiah Se-Malaysia (Berjasa), dan Partai Perikatan India Muslim Nasional (Iman). Koalisi ini merupakan gerakan Melayu-Muslim yang didirikan pada Agustus 2022.

Baca juga : Hadapi PSM Makassar, Aji Santoso Tuntut Striker Asal Brasil Cetak Gol

Selain partai politik, GTA juga didukung beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM), akademisi, dan para tokoh.

Mahathir pertama kali menjadi PM Malaysia pada 1981 hingga 2003. Saat itu, dia diusung dari koalisi Barisan Nasional. Setelah itu, dia kembali dipercaya menjadi PM dalam pemilu 2018 melalui koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim.

Baca juga : Andika-Dudung Masih SMS-an

Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob telah membubarkan parlemen, Senin (10/10). Berdasarkan aturan, pemilu harus diadakan dalam waktu 60 hari setelah pembubaran parlemen. Namun banyak anggota parlemen dari koalisi Pemerintah maupun oposisi memperingatkan agar pemilu tidak digelar tahun ini, terkait ancaman banjir.

Sesuai jadwal, Malaysia seharusnya menggelar pemilu pada September 2023. Namun kerena kuatnya desakan dari berbagai pihak, termasuk di internal koalisi Pemerintah, Ismail memutuskan untuk menggelarnya lebih awal. ■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.