Dark/Light Mode

Eksklusif Dengan Duta Besar Ukraina Untuk RI, Vasyl Hamianin

Warga Ukraina Juga Ada Yang Mengungsi Ke Bali

Kamis, 22 Desember 2022 07:40 WIB
Tim Rakyat Merdeka berpose bersama Dubes Vasyl Hamianin usai wawancara eksklusif dì Kedubes Ukraina, Jakarta
Tim Rakyat Merdeka berpose bersama Dubes Vasyl Hamianin usai wawancara eksklusif dì Kedubes Ukraina, Jakarta

 Sebelumnya 
Saya dapat informasi bahwa Maroko akan memberikan ban­tuan militer untuk Ukraina. Kami sangat bersyukur atas bantuan semua negara yang mendukung kami. Karena makincanggih senjata yang kami miliki, makin cepat juga kami merebut wilayah kami.

Jika kami tidak segera menda­patkan senjata yang memadai, perang ini akan berlangsung berbulan-bulan, bahkan berta­hun-tahun. Apakah dunia mau melihat perang ini berlangsung tahunan? Tentu tidak kan? Kar­ena nanti akan memakan banyak korban, banyak kekacauan, dan banyak kesedihan.

Dari sudut pandang manapun, perang harus berakhir secepat­nya dengan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur semini­mal mungkin.

Bagaimana dengan isu pemusnahan warga Ukraina yang berbahasa Rusia terjadi di Ukraina?

Baca juga : Stop Perang, Dunia Perlu Plan B Dan C

Jika anda melihat video suasanaperang di Ukraina, anda akan mendengar pasukan Ukraina berbicara bahasa Ukraina dan Rusia. Mereka berbicara dengandua bahasa berbeda namun saling mengerti. Contohnya, banyak bahasa ibu yang dipakai di Indonesia, seperti Batak, Minahasa, Bali, Jawa, Sunda. Apakah ini membuat mereka dianggap berbeda, bukan warga Indonesia? Saya rasa tidak.

Oke, ada juga yang banyak berbahasa China. Tapi, apakah ada negara yang datang ke Indonesia dan mengatakan bahwa mereka ingin melindungi warga berbahasa ‘bla-bla’ dan untuk itu mereka akan menggunakan cara apapun? Tidak masuk akal.

Begini, istri saya memiliki bahasa ibu Rusia. Dia berasal dari Ukraina Timur. Dia bahkan berbahasa Rusia jika merasa gu­gup atau harus mengungkapkan sesuatu dengan jelas.

Tidak ada yang peduli merekapakai bahasa apa. Selama ber­sikap baik, berbahasa baik, tidak menyinggung siapapun, siapa yang peduli anda memakai bahasa apa.

Baca juga : Ini Kata Seskab Pramono Anung, Soal Wanita Yang Cegat Mobil Jokowi Di Bali

Di barat Ukraina, kami bisa menggunakan bahasa Ukraina, Rusia, Slovak, Romania, Po­landia. Bahasa apapun yang anda kuasai, tidak ada yang mempermasalahkan itu.

Rusia mengatakan, alasannya menyerang karena Ukrainamau bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Bagaimana pendapat Anda?

Saya yakin jawaban ini juga bisa anda dapat di konstitusi negara manapun. Tidak ada negara manapun yang bisa memilihkan sebuah negara untuk masuk ke organisasi apapun.

Tidak ada negara manapun yang mendikte Indonesia untuk menjadi bagian ASEAN atau tidak. Tidak ada yang memaksa negara-negara di Eropa untuk jadi bagian Uni Eropa. Ini bu­kan mengenai apakah Ukraina mau atau tidak bergabung denganNATO.

Baca juga : Kami Aktif Mengembangkan Bisnis Baru EBT

Poinnya adalah, NATO tidak pernah meminta Ukraina men­jadi bagian dari mereka. Analog­inya, misalkan saya datang ke sebuah universitas dan bilang saya mau jadi mahasiswa di sana. Apa yang akan mereka katakan? Oke. Saya harus me­menuhi syaratnya. Ada aturan­nya. Saya harus mendaftar, lalu saya akan mengikuti ujian untuk menentukan kalau saya cocok atau tidak untuk diterima jadi mahasiswa.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.