Dark/Light Mode

Eksklusif Dengan Dubes Ukraina Untuk Indonesia Vasyl Hamianin, Kunjungan Jokowi Ke Kiev Bersejarah

Stop Perang, Dunia Perlu Plan B Dan C

Kamis, 22 Desember 2022 06:40 WIB
Duta Besar Ukraina Untuk Indonesia, Vasyl Hamianin
Duta Besar Ukraina Untuk Indonesia, Vasyl Hamianin

RM.id  Rakyat Merdeka - Invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari lalu, telah memasuki bulan ke-10. Nyaris setahun. Namun, tanda-tanda perang bakal berakhir, masih belum terlihat.

Situasi di Ukraina pun tidak makin membaik. Apalagi, sekarang sudah masuk musim dingin. Warga setempat harus berjuang keras untuk sekadar bertahan hidup. Di tengah desingan peluru, keterbatasan makanan, serta minimnya pasokan energi. Bisa dibilang kritis, tapi bukan situasi mematikan.

Begitu penjelasan Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin saat diwawancarai secara eksklusif oleh tim Rakyat Merdeka: Firsty Hestyarini, Mellani Eka Mahayana, Diananda Rahmasari dan fotografer Khairizal Anwar di kantornya, Kedutaan Besar Ukraina di Kuningan, Jakarta, Jumat (16/12).

Dubes Hamianin pun memberikan gambaran situasi Ukraina saat ini. Tak ada Natal yang damai. Tak ada gencatan senjata di Hari Raya Keagamaan. Sebagaimana Ramadan dan Idul Fitri, yang dilalui di tengah hantaman rudal dan desingan peluru.

Baca juga : Jokowi Tetap Segar, Pengantennya Kelelahan

Saat menjelaskan situasi di negaranya, raut wajah Hamianin yang sore itu memakai kemeja batik, tampak gusar, dan sedih. Nada bicaranya kadang meninggi saat mengisahkan kekejaman serangan Rusia ke negaranya.

Seperti apa kondisi aktual Ukraina saat ini? Serta langkah apa yang harus ditempuh, agar perang dapat segera berakhir? Berikut petikan wawancaranya:

Invasi Rusia kini sudah memasuki bulan ke-10. Bagaimana anda melihat situasi di Ukraina saat ini?

Situasi sekarang ini sangat sulit, terutama di sisi kemanusiaan. Seperti yang anda tahu, baru-baru ini dan pekan lalu, ada serangan misil Rusia ke infrastruktur penting Ukraina.

Baca juga : Kalau Barat Stop Kirim Senjata Ke Ukraina, Perang Sudah Usai

Akibatnya, jaringan listrik rusak, pasokan air terganggu, sistem penghangat ruangan rusak, jaringan komunikasi rusak, dan itu semua mempengaruhi suplai serta produksi makanan dan tentu saja sistem penghangat.

Apalagi sekarang sangat dingin. Namun saya juga tidak akan mengatakan bahwa orang-orang kelaparan. Tapi di beberapa tempat, ada kekurangan pasokan makanan.

Di sisi militer bagaimana?

Meski sudah dibombardir 5 ribu misil sejak 24 Februari lalu, hamper separuh kota yang diduduki Rusia berhasil kami rebut kembali. Pasukan kami bertekad merebut semua kota kami kembali. Lebih cepat lebih baik.

Baca juga : Gandeng MDI Venture, Pupuk Indonesia Dukung Ekonomi Digital Sektor Pertanian

Juni lalu, Presiden Jokowi berkunjung ke Kiev. Namun hingga kini tidak ada kemajuan mengenai perdamaian antara Ukraina dengan Rusia. Karena tujuan kedatangannya untuk membangun jembatan perdamaian, bagaimana anda melihat kunjungan ini?

Menurut saya ini merupakan keputusan yang sangat berani dan penting dari Bapak Jokowi dan sangat pantas dicatatkan dalam sejarah. Hingga saat ini, Jokowi adalah satu-satunya pemimpin negara Asia yang mengunjungi Ukraina, sejak perang dimulai. Selain beberapa pemimpin Eropa dan Barat serta satu pemimpin Afrika.

Tujuan kedatangannya sangat mulia. Terlebih lagi beliau datang ke Ukraina bersama Ibu Negara. Jadi ini merupakan kunjungan kehormatan yang sangat luar biasa dan kami sangat kagum pada beliau.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.