Dark/Light Mode

Banyak RS Hancur Akibat Konflik Berdarah

Dubes Sudan Ngarep Bertemu Menkes BGS

Kamis, 4 Mei 2023 05:49 WIB
Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali Mohamed di Jakarta, Selasa, 3 Mei 2023. (Foto Diananda Rahmasari/RM)
Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali Mohamed di Jakarta, Selasa, 3 Mei 2023. (Foto Diananda Rahmasari/RM)

 Sebelumnya 
Sejauh ini, Sudan juga sudah mendapat bantuan kemanusiaan dari negara tetangga di Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Mesir.

“Oman dan Arab Saudi telah mengirimkan bantuan. Kalau tidak salah, Uni Emirat Arab juga akan memberikan bantuan berupa uang,” sambungnya.

Lebih lanjut Dubes Ali mengatakan, berbagai upaya terus dilakukan untuk mencapai perdamaian antara dua kubu yang bertikai. Ia mengatakan, ada kesepakatan gencatan senjata baru yang dicapai, Selasa (3/5). Gencatan senjata akan berlangsung selama tujuh hari mulai hari ini.

Dubes berharap, upaya gencatan senjata ini dapat segera mendamaikan perang yang berkecamuk di kampung halamannya itu.

Baca juga : BPS: Harga Gabah Dan Beras Turun Karena Panen Raya Merata

Sejauh ini, mayoritas warga negara asing yang berada di Sudan sudah dievakuasi. Dubes Ali menyebut, WNI di Sudan saat ini sudah seluruhnya dievakuasi.

“Saya berharap jika kondisi sudah membaik, mereka bisa kembali lagi ke Sudan untuk menuntaskan studi,” ujarnya, menyinggung bahwa mayoritas WNI di Sudan adalah pelajar.

“Mereka belajar di beberapa universitas di Khartoum. Kami menerima banyak pelajar Indonesia karena universitas kami cukup terkenal di kalangan Indonesia,” sambungnya.

Dia pun mengabarkan bahwa Pemerintah Sudan tengah berupaya memulihkan pelayanan di kampus-kampus yang rusak akibat konflik.

Baca juga : Indonesia-India Makin Lengket

“Kami memprediksi situasi dan sekolah dapat berjalan normal kembali. Insya Allah balik normal tiga atau empat bulan lagi buat sekolah,” ujarnya sembari berharap, para pelajar asal Indonesia tidak kapok belajar di Negeri Seribu Piramida itu.

Bukan Perang Sipil

Dubes Ali menekankan, konflik di negaranya bukanlah perang sipil. Tapi konflik dua fraksi angkatan darat. 

Menyinggung upaya penyelesaian konflik, Dubes Ali menyebut, RSF masih tidak mau duduk bersama dengan Pemerintah.

Baca juga : Bentuk Sekber, Koalisi Gerindra Dan PKB Makin Solid

“Mereka hanya memiliki dua pilihan antara terus mempersenjatai diri dan menyerah atau mereka harus menghadapi konsekuensinya. Saya menyebutnya sebagai kelompok pemberontak yang melawan seluruh negeri dan mereka ingin merebut kekuasaan dengan paksa karena mereka berusaha membunuh Presiden Sudan,” tegasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.