Dark/Light Mode

Di Depan 22 Negeri Indo-Pasifik

Minta Dukungan Hilirisasi Industri, Retno Minta Kebijakan Diskriminatif Dihapus

Minggu, 14 Mei 2023 15:47 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (Foto: YouTube)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi meminta dukungan 22 Menlu negara-negara Indo-Pasifik, terhadap hilirisasi industri yang sedang digalakkan pemerintah Indonesia.

Serta pentingnya penghapusan kebijakan-kebijakan yang bersifat diskriminatif, termasuk dari Uni Eropa dan penyelesaian segera negosiasi Indonesia-EU CEPA.

22 negara Indo-Pasifik yang dimaksud, mencakup Swedia, Maladewa, Latvia, Sri Lanka, Luksemburg, Bulgaria, Austria, Rumania, Siprus, Finlandia, Fiji, India, Kroasia, Lithuania, Denmark, Persatuan Emirat Arab, Jepang, Prancis, Malaysia, Inggris, dan Amerika Serikat.

"Untuk mendorong kerja sama perdagangan, saya juga mengundang mereka untuk hadir pada Trade Expo Indonesia, Indonesia-Europe Business Forum, dan Indonesia-Central and Eastern Europe Business Forum (INA-CEE)," papar Retno dalam konferensi pers virtual dari Stockholm, yang ditayangkan via kanal YouTube, Minggu (14/5).

Baca juga : Jokowi Beberkan Peluang Investasi 545,3 Miliar Dolar AS Untuk Hilirisasi Industri

Selain itu, Retno juga mengundang mereka berinvestasi di Indonesia, terutama untuk sektor energi hijau, kendaraan listrik, dan juga pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan. 

Dalam kesempatan tersebut, Retno juga memaparkan beberapa isu yang sifatnya khusus. Dengan Bulgaria, Indonesia menyambut baik investasi perusahaan RI dan Bulgaria di bidang produksi rendang di Bulgaria.

Dengan Finlandia, Indonesia membahas kelanjutan kerja sama di bidang green transportation. Dengan Rumania, Indonesia mendorong agar perundingan MoU di bidang tenaga kerja, counter terrorism dan pertahanan dapat segera diselesaikan.

Dengan Siprus, Menlu Siprus menyampaikan rencana untuk membuka kembali kedutaan besar di Jakarta. Dengan Luksemburg, Indonesia membahas rencana kunjungan Menlu Luksemburg ke Jakarta, akhir Mei ini.

Baca juga : Setahun Strategi Indo-Pasifik AS, Indonesia Kebagian Ratusan Juta Dolar

Dengan Denmark, Indonesia membahas rencana pertemuan Joint Commission di Kopenhagen, Juni ini.

Dengan Prancis, Indonesia membahas rencana pertemuan 2+2 antara Menhan dan Menlu kedua negara, yang sempat tertunda. Serta rencana pertemuan bilateral Presiden Macron dan Presiden Jokowi, di sela-sela pertemuan G7 di Hiroshima bulan ini.

Dengan Austria, Indonesia menyambut baik kerja sama kedua negara di bidang transportasi dan waste management. Selain itu, juga dibahas rencana kunjungan Menlu Austria ke Jakarta dalam waktu dekat.

Dengan Lithuania, dibahas rencana kunjungan ke Jakarta yang akan membawa delegasi bisnis. Dengan Menlu Jepang, dibahas mengenai persiapan KTT G-7 di Hiroshima, yang akan mengundang Indonesia. Presiden Jokowi berencana hadir.

Baca juga : Kemenperin Genjot Hilirisasi Industri Pengolahan Mineral Dan Tembaga

"Dengan Menlu atau HRVP Uni Eropa, kita lebih banyak membahas mengenai hasil KTT ASEAN, terutama isu Myanmar," tutur Retno. 

HRVP Uni Eropa menyampaikan apresiasi terhadap langkah-langkah yang sudah diambil Indonesia.

Isu ketiga yang kita terus bahas selama pertemuan bilateral adalah untuk mendapatkan dukungan terhadap beberapa pencalonan Indonesia, antara lain untuk Anggota Dewan HAM PBB 2024-2026 dan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB 2029-2030. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.