Dark/Light Mode

Carrie Lam Bantah Mundur Jadi Pemimpin Hong Kong

Selasa, 3 September 2019 13:45 WIB
Carrie Lam (Foto Reuters)
Carrie Lam (Foto Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menepis kabar bahwa dia mengajukan pengunduran diri ke Pemerintah China. Dalam konferensi pers, Senin (2/9), Carrie Lam menegaskan dia tidak akan mengambil langkah mudah, yaitu mundur, untuk menghadapi situasi kekisruhan Hong Kong.

Situasi di Hong Kong selama tiga bulan belakangan memang tidak ada kemajuan. Berbagai aksi demo terus berlangsung membuat banyak kegiatan bisnis, pendidikan hingga perekonomian wilayah tersebut lumpuh.

Sebelumnya, Reuters memberitakan, ada bocoran rekaman suara berisikan pernyatan Carrie Lam akan mundur. Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, Lam membantah dan mengatakan, China yakin pemerintahannya dapat menyelesaikan krisis tanpa intervensi China daratan.

Baca juga : Bersedia Serahkan Lahan, Prabowo Mau Jadi Pahlawan Ibu Kota?

"Saya tidak pernah mengajukan pengunduran diri," tegas Lam, seperti dilansir Reuters, Selasa (3/9).

"Tidak mengundurkan diri adalah pilihan saya. Saya tahu ini bukan jalan yang mudah. Tapi saya menolak mengambil jalan mudah dan mengundurkan diri," lanjut Lam.

Dia mengaku kecewa dengan bocornya rekaman suara yang berisikan pembicaraan pribadinya. "Ini sangat tidak bisa diterima!," kecam Lam.

Baca juga : Alexander Marwata: Saya Belum Berhasil Jadi Pimpinan KPK

Ratusan ribu orang turun ke jalan sejak pertengahan Juni menentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi yang kini sudah ditangguhkan. RUU itu memungkinkan para kriminal diesktradisi ke China daratan untuk diadili di pengadilan yang dikendalikan Partai Komunis. Tuntutan meluas, agar Hong Kong diberi otonomi lebih besar.

China menuduh kekuatan asing, khususnya Amerika Serikat dan Inggris, mengobarkan kerusuhan itu. Lam dipilih menjadi pemimpin eksekutif Hong Kong oleh komite pro Beijing. Pemerintahan Lam sejauh ini sangat didukung Beijing.

Lam mengatakan dia akan tetap menjunjung tinggi formula "one China, two system" dalam menjalankan Hong Kong. Formula ini digadang-gadang memberi keleluasaan hak asasi manusia di Hong Kong jika dibandingkan dengan China daratan. Namun, warga Hong Kong khawatir kebijakan tersebut mulai memudar. Salah aatu yang membuar warga Hong Kong Khawatir adalah dibahasnya rancangan undang-undang ekstradisi. Mereka khawatir pelaku kriminal di Hong Kong akan dibawa ke China daratan, dimana biasanya hukum di sana tidak mengindahkan HAM individu.

Baca juga : Wapres JK dan Sejumlah Menteri Hadiri Peringatan Hari Konstitusi

Aksi protes yang berkepanjangan ini membuat warga Hong Kong khawatir dengan langkah China. China sebelumnya sudah mengingatkan akan menggunakan kekuatan militer untuk menenangkan massa. Namun, Lam menjamin dirinya masih bisa mencari jalan untuk 'nego' dengan pendemo. Sejauh ini kepolisian Hong Kong sudah menahan lebih dari 1.100 pendemo pro demokrasi. Terakhir, siswa sekolah menengah bahkan ikut turun ke jalan dan memboikot kelas mereka untuk turut serta dalam aksi. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.