Dark/Light Mode

Minta Dibarter Masuk Uni Eropa

Jrengg!! Turki Akhirnya Dukung Swedia Masuk NATO

Selasa, 11 Juli 2023 07:18 WIB
Bos NATO Jens Stoltenberg (tengah) menyaksikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Swedia Ulf Kirstersson. (Foto: EPA via BBC)
Bos NATO Jens Stoltenberg (tengah) menyaksikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Swedia Ulf Kirstersson. (Foto: EPA via BBC)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bos Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg memastikan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menyetujui rencana Swedia, untuk bergabung dengan aliansi yang dipimpinnya. Setelah berbulan-bulan menahan pengajuan keanggotaan Swedia, yang dituding menampung militan Kurdi.

Sebagai salah satu dari 31 anggota NATO, Turki memang memiliki hak veto atas negara baru yang hendak bergabung dengan kelompok tersebut.

Erdogan disebut akan segera meneruskannya ke Parlemen Ankara,  untuk memastikan ratifikasi.

Lampu hijau yang diberikan Erdogan menyala, setelah dia berbicara langsung dengan Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson di Ibu Kota Lithuania, Vilnius, Senin (10/7).

"Ini adalah langkah bersejarah. Tapi, kami belum bisa mengumumkan tanggal pasti. Karena hal ini sangat tergantung pada parlemen Turki," kata Stoltenberg, seperti dikutip BBC, Senin (10/7).

Kepastian ini jelas disambut gembira oleh Kristersson. "Saya sangat gembira. Ini adalah hari yang baik untuk Swedia," ucapnya.

Presiden AS Joe Biden pun tak kalah happy. Dia menyambut baik komitmen Erdogan untuk melakukan ratifikasi cepat.

"Saya siap untuk bekerja dengan Presiden Erdogan dan Turki, dalam meningkatkan pertahanan dan pencegahan di kawasan Euro-Atlantik. Saya tak sabar ingin menyambut Perdana Menteri Kristersson dan Swedia, sebagai sekutu NATO ke-32," demikian pernyataan Gedung Putih.

Baca juga : Pemuda Perindo Dukung Mahfud Bentuk Satgas

Menteri Luar Negeri Jerman Annalen Baerbock juga segendang sepenarian.

"Pada usia 32, kita semua lebih aman bersama," cuitnya via Twitter.

Sementara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan, bergabungnya Swedia akan membuat kita semua lebih aman.

Daftar Sejak Tahun Lalu

Swedia dan tetangga timurnya Finlandia, yang merupakan dua negara dengan sejarah panjang netralitas masa perang, telah mengumumkan niat mereka untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022.

Kurang lebih tiga bulan  setelah Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina.

Finlandia kemudian resmi bergabung dengan NATO, pada April 2022.

Ratifikasi Swedia ke NATO, terganjal Turki dan Hungaria. 

Turki memblokir penerimaan keanggotaan dengan sejumlah tuntutan, antara lain akses belanja senjata. Swedia pun diminta serius membantu Ankara, memerangi pemberontakan etnis Kurdi dan kelompok pro-kudeta.

Baca juga : Turki Keukeuh Tolak Swedia Masuk NATO

Maklum, selama ini Swedia banyak menampung pelarian dan diaspora asal Turki. Termasuk, simpatisan Gülen yang dituduh mendalangi kudeta 2016.

Lantas, bagaimana sikap Budapest saat ini? Soal ini, Stoltenberg mengatakan, Hungaria telah menjelaskan,.bahwa mereka tidak akan menjadi yang terakhir untuk meratifikasi.

"Saya kira, masalah itu akan selesai," ucapnya.

Minta Barter

Pada hari yang sama Erdogan menyetujui keanggotaan Swedia, presiden berusia 69 tahun itu berupaya membarter dukungan Turki untuk Swedia, dengan rencana Ankara gabung Uni Eropa.

Namun, pejabat Uni Eropa mengatakan, hal tersebut adalah dua masalah yang berbeda.

Dan setelah kesepakatan diumumkan, NATO mengatakan, Swedia akan aktif mendukung upaya Turki untuk menghidupkan kembali proses aksesi Uni Eropa Turki. Termasuk, modernisasi serikat pabean Uni Eropa-Turki dan liberalisasi visa.

Turki pertama kali mendaftar untuk bergabung dengan Uni Eropa, yang dahulu bernama Masyarakat Ekonomi Eropa, pada tahun 1987. 

Tahun 1999, Turki menjadi negara kandidat Uni Eropa. Secara resmi, Turki meluncurkan negosiasi keanggotaan dengan blok tersebut pada tahun 2005.

Baca juga : Cinta Laura, Mesra Dengan Arya Di Momen Halloween

Pembicaraan kemudian terhenti pada tahun 2016, menyusul kekhawatiran Eropa tentang pelanggaran hak asasi manusia di Turki.

"Saya ingin menggarisbawahi satu kenyataan. Turki telah menunggu di pintu gerbang Uni Eropa, selama hampir 50 tahun," tegas Erdogan.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, Erdogan memainkan peran unik sebagai pemimpin NATO yang berpengaruh di Moskow.

Dia membantu menengahi Black Sea Grain Initiative pada tahun lalu, yang memungkinkan Ukraina mengekspor produk pertanian dari pelabuhannya.

Turki juga telah membantu menjaga kesepakatan tetap hidup, meski Rusia sering mengancam menarik diri.

Tetapi, Turki juga membuat marah Kremlin, dengan memasok drone bersenjata ke Ukraina.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.