Dark/Light Mode

Mau Dimakzulkan Demokrat, Trump Gelagapan

Kamis, 26 September 2019 14:15 WIB
Donald Trump (Foto Spencer Platt/Getty Images)
Donald Trump (Foto Spencer Platt/Getty Images)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah padatnya agenda sidang PBB di New York, Presiden AS, Donald Trump, diserang upaya pemakzulan yang dimotori Partai Demokrat. Trump pun kelabakan.

Upaya pemakzulan dilakukan Demokrat setelah mendapat info whistleblower complaint atau pengaduan dari seorang pejabat intelijen Amerika. Dalam laporan berkategori anonim tersebut, Trump disebut terlibat dalam pembicaraan telepon  dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, 25 Juli lalu.

Trump disebut berulang kali mendesak menyelidiki lawan politiknya di ajang Pilpres 2020. Yaitu, mantan Wapres dan kandidat Capres Partai Demokrat, Joe Biden, dan putranya, Hunter. Dugaan penyalahgunaan kekuasaan oleh Trump itu dilakukan saat Ukraina sedang menunggu pengucuran bantuan militer dari Amerika senilai 250 juta dolar AS. Tujuannya, untuk melenggangkan jalan Trump menuju periode kedua pemerintahannya.

Baca juga : Partai Demokrat Ajukan Pemakzulan Trump

Masalah meruncing setelah adanya penolakan pejabat direktur dari Badan Intelijen Nasional atau CIA, Joseph Maquire, untuk meneruskan pengaduan ini kepada Kongres. Padahal, inspektur jenderal badan tersebut menyimpulkan bahwa pengaduan anonim itu “kredibel”. Sifatnya, memprihatinkan dan mendesak.

Tak pelak, Ketua DPR AS Nancy Pelosi, langsung bersikap. Politisi Demokrat ini secara resmi mengumumkan upaya pemakzulan jika Trump terbukti melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Ini merupakan hal yang baru. Sebelumnya, Pelosi dikenal sebagai sosok yang selalu ogah memakzulkan Trump. Pelosi mengatakan, apa yang dilakukan Trump, sebagaimana bocoran whistleblower, adalah fakta yang tidak terhormat. Perbuatan itu merupakan pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya.

“Hari ini saya mengumumkan DPR mulai bergerak melakukan penyelidikan pe- makzulan resmi,” kata Pelosi, dalam pernyataan resminya, Selasa (24/9).

Baca juga : Menko Darmin Klaim Fintech Dongkrak Inklusi Keuangan

Pelosi menyebut, akan mengerahkan enam komite untuk melanjutkan penyelidian di bawah payung penyelidikan pemakzulan. Sejauh ini, sudah 187 anggota DPR yang mendukung langkah pemakzulan. Jumlahnya terus meningkat karena anggota Demokrat sentris dan anggota parlemen baru mulai bergabung.

Pelosi juga memerintahkan pejabat direktur CIA, Maquire, untuk menyerahkan dokumen wishtleblower tersebut. Ia memberi waktu sampai hari ini. Maquire juga dijadwalkan tampil di depan Komite Intelijen DPR. Jika tidak mematuhi perintah itu, DPR mengancam akan meningkatkan penyelidikan ke Trump dan pemerintahannya.

Diancam demikian, Trump gelagapan. Di Twitter, ia gerak cepat memos- ting sejumlah cuitan, membela diri. Trump menyesalkan pernyataan Pelosi di tengah acara penting PBB. Padahal, AS selaku tuan rumah sedang didatangi pemimpin dari berbagai negara. Ia menuding, langkah penyelidikan pemakzulan itu adalah upaya untuk merendahkannya serta mengalihkan perhatian publik atas keberhasilannya selama menjabat. Dia pun menyebut, nilai kabar pemakzulan itu tidak lebih dari berita sampah Witch Hunt (perburuan penyihir).

Baca juga : Lahannya Mau Dipake Ibu Kota Negara, Naga Tak Berkutik

“Sangat buruk bagi Negara kita!,” cuit Trump, di Twitternya, kemarin.

Dalam sejarahnya, AS sudah dua kali berupaya memakzulkan presiden aktif. Yaitu Andrew Johnson pada 1868 dan Bill Clinton pada 1998. Namun, dua kasus tersebut tersendat di tingkat Senat. Upaya Demokrat untuk melakukan pemakzulan diperkirakan juga bakal menemui jalan buntu. Karena Senat AS saat ini dikuasai Republik yang merupakan pendukung Trump.[SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.