Dark/Light Mode

Menteri Besar Selangor Bicara Di Paramadina

Indonesia-Malaysia Jadi Rujukan Kekuatan Dunia

Rabu, 27 September 2023 06:16 WIB
Menteri Besar Selangor, Malaysia, Amirudin Shari kiri; Rektor Unversitas Paramadina, Prof Didik J Rachbini kanan dan Dr Ahmad Azmy, Associate Profesor Universitas Paramadina sebagai moderator dalam seminar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Paramadina, Senin, 25 September 2023. (Foto Paramadina)
Menteri Besar Selangor, Malaysia, Amirudin Shari kiri; Rektor Unversitas Paramadina, Prof Didik J Rachbini kanan dan Dr Ahmad Azmy, Associate Profesor Universitas Paramadina sebagai moderator dalam seminar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Paramadina, Senin, 25 September 2023. (Foto Paramadina)

RM.id  Rakyat Merdeka - Berbagai potensi kosmopolitanisme di Nusantara, bisa dijadikan sebagai referensi baru dunia. Terutama setelah terjadinya sejumlah pasang surut peradaban di seluruh dunia. Ini peluang paling besar Indonesia dan Malaysia. Demikian pernyataan Menteri Besar Selangor, Malaysia, Amirudin Shari.

Amirudin, menjadi pembicara pada Seminar “Meet the Business Leader”, yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Paramadina Jakarta pada Senin (25/9). Seminar ini mengangkat tema “Kosmopolitan Nusantara: Berbagai Pengalaman Mengurus Selangor Sebagai Model Malaysia Madani”.

Kosmopolitanisme merupakan sebuah gagasan, bahwa seluruh umat manusia adalah anggota dari satu komunitas yang sama. Kondisi saat ini, ujarnya, tak terlepas dari krisis geopolitik, termasuk persaingan dan krisis Ukraina-Rusia.

“Demikian juga agresifnya China, hingga berakibat terjadinya konflik dengan nelayan Vietnam, akibat krisis di kawasan Laut China Selatan,” papar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Negara Bagian Selangor (MLA) ini.

Belum lagi di kawasan Teluk, khususnya di Arab Saudi, Putra Mahkota Mohamed bin Salman yang juga agresif dan berambisi menjadikan Timur Tengah sebagai the next Europe. Terutama untuk menjadikannya pusat bisnis dan peradaban.

Baca juga : Potensi Bursa Melebihi Rp 3.000 Triliun, Indonesia Bisa Jadi Poros Karbon Dunia

Sementara di Eropa, jelasnya, Brexit (British Exit, keluarnya Inggris dari Uni Eropa), turut pula berdampak pada terjadinya inflasi terbesar dalam sejarah. Ini menunjukkan, kata Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) ini, Eropa tidak begitu kuat secara ekonomi.

“Hal itu memberikan peluang kepada Indonesia, Malaysia dan Brunei untuk keluar dan bangkit menjadi referensi atau pun menjadi rujukan di peringkat dunia dengan beberapa kekuatan yang kita miliki,” tegasnya.

Keragaman Adalah Kekuatan

Kekuatan itu, lanjut Amirudin, sudah pasti ada pada aspek keragaman atau Bhinneka Tunggal Ika.

“Kita memiliki keragaman di masyarakat dan komunitas, latar belakang, paham, agama dan budaya. Namun yang penting, keragaman itu masih berjalan damai,” ujarnya lagi.

Aspek kosmopolitan ini, papar Ketua Negara Bagian Pakatan Harapan (PH) dari Selangor sejak Maret 2020 dan Pahang sejak September 2022 ini, harus ditegakkan, meski di tengah perbedaan. Sehingga, harus ada keterbukaan, saling hormat dan rasa ingin hidup bersama.

Baca juga : Gebrakan Reformasi Birokrasi Ganjar Dinilai Layak Jadi Rujukan Nasional

“Kemampuan ini terbukti dalam sejarah, yang membuat kita bangkit dengan kekuatan, bahkan mampu melawan penjajahan,” cetusnya.

Namun Amirudin mengingatkan, peradaban Indonesia dan Malaysia, dibangun bukan dengan kekerasan. Malahan bila dilihat dari aspek pembangunan dan penyebaran di wilayah kedua negara, kebanyakan disebar dan dikembangkan melalui jalan damai. Bukan dengan jalan peperangan.

Menariknya lagi, kata Amirudin, Indonesia dan Malaysia terus saling belajar. Termasuk dalam proses demokratisasi. Ini bisa dilihat ketika terjadinya reformasi di Indonesia pada 1998, di Malaysia pun sempat terjadi peristiwa serupa, meski tak sepenuhnya sama.

“Saling belajar yang mematangkan dan mampu mengambil dan mencari kebaikan dan kekuatan,” jelasnya.

Selangor, the Economic Power

Lebih khusus dengan Negara Bagian Selangor, kata Amirudin, sering disebut sebagai “the Economic power of Malaysia”. Karena Selangor merupakan penyumbang seperempat ekonomi Malaysia.

Baca juga : UU Cipta Kerja Dorong Indonesia Jadi Negara Berpendapatan Tinggi

“Semangat kosmopolitan itulah yang telah menjadikan Selangor sebagai sebuah wilayah yang maju, yang terus menjadi pembangun dan penyumbang ekonomi terbesar,” ungkap Amirudin.

Pada kesempatan ini juga ditandatangani perjanjian kerja sama antara Universitas Paramadina dan Universitas Selangor.

“Sangat penting bagi Datuk Amirudin Shari dapat menyampaikan, bagaimana Selangor menjalani bisnisnya. Juga bagaimana mendatangkan investor, dan lain sebagainya,” ucap Rektor Unversitas Paramadina, Prof Didik J Rachbini, dalam sambutannya.

Sementara dosen Universitas Paramadina, Hendri Satrio menyatakan, dengan kerja sama ini, bukan saja membuktikan bahwa Universitas Paramadina merupakan jaringan internasional. Tetapi, diakuinya Universitas Paramadina di dunia internasional.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.