Dark/Light Mode

Pesta Pernikahan Berujung Maut Di Irak

Ajaib, Pasangan Pengantin Selamat Keluar Lewat Dapur

Sabtu, 30 September 2023 07:13 WIB
Petugas melakukan inspeksi di lokasi kebakaran di Qaraosh, dekat Mosul, Irak, Rabu, 27 September 2023. (Foto Anadolu Agency)
Petugas melakukan inspeksi di lokasi kebakaran di Qaraosh, dekat Mosul, Irak, Rabu, 27 September 2023. (Foto Anadolu Agency)

RM.id  Rakyat Merdeka - Siapa sangka, acara dansa pertama pengantin di Irak itu, berujung maut. Di tengah kekacauan dan tragedi tersebut, kedua mempelai, Haneen dan Revan, yang awalnya dikhawatirkan tewas, secara ajaib berhasil melarikan diri melalui pintu dapur, demikian dikutip Knewz.com.

Ini adalah momen mengerikan acara pesta perkawinan di Haitham Royal Wedding Hall, Qaraqosh, Irak, Selasa (26/9) malam. Sekitar 113 orang tewas dan lebih dari 150 lainnya terluka dalam insiden itu. Ruangan itu dipenuhi sekitar 900 orang.

Dalam video yang beredar di sosial media, terlihat kedua mempelai, Haneen dan Revan, baru saja memulai dansa pertama mereka, yang kemudian diikuti percikan api. Api ini diakibatkan kembang api yang dinyalakan para tamu. Percikan apinya menyambar hiasan yang menggantung di langit-langit.

Haneen, yang mengenakan gaun putih besar, terlihat histeris melihat kobaran api yang dengan cepat melahap hiasan dan kemudian berjatuhan mengenai para tamu. Para tamu pun berlarian panik mencari jalan keluar.

Suasana seketika kacau. Api melahap aula dan gedung pernikahan sekitar pukul 10.45 malam. Api merambat cepat. Aula diselimuti hawa membara dan asap beracun hasil pembakaran bahan-bahan pengias pelaminan. Suasana gelap. Akibatnya, banyak korban tewas adalah tamu yang terinjak-injak dan pingsan.

Baca juga : Sopir Truk Ganjar Ingatkan Pengendara Utamakan Keselamatan Dan Berdoa

Suasana di luar gedung tak kalah panik. Bunyi sirine ambulans dan teriakan korban selamat yang mencari anggota keluarganya terdengar hingga Rabu (27/9) dini hari. Para petugas pertahanan sipil masih menyisir reruntuhan bangunan yang hangus untuk mencari kemungkinan korban selamat.

“Kami tidak bisa melihat banyak. Asap hitam menghalangi pemandangan. Kami kehabisan napas dan hanya berusaha mencari jalan keluar,” ujar salah seorang saksi mata dikutip Daily Mail, Kamis (28/9).

Bangunan Ambruk Cepat

Informasi awal, yang dikutip media Pemerintah Irak menyebutkan, bangunan yang terbakar itu dibangun dari bahan konstruksi yang sangat mudah terbakar, sehingga turut berkontribusi pada ambruknya gedung dengan cepat.

“Kami melihat apinya berkobar, keluar dari aula. Ada yang berhasil keluar dan ada yang tidak, karena terjebak. Yang berhasil keluar pun mengalami luka-luka,” tutur salah satu korban selamat bernama Imad Yohana (34).

Dilansir BBC pada Kamis (28/9), Ghaly Nassim yang berusia 19 tahun hanya berjarak beberapa meter dari ruang perjamuan saat kebakaran itu. Nassim bergegas menolong lima temannya yang terjebak di dalam.

Baca juga : Marak Perkara Pailit Di Masa Pandemi, PKPU Jadi Tren Pengambil Alihan Aset

“Satu pintu terkunci, jadi kami membukanya dengan paksa. Kobaran api nampak keluar dari aula. Rasanya seperti pintu neraka terbuka. Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain lari dari api,” kenangnya.

Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia Al-Sudani telah mengunjungi para korban dan keluarganya di kota yang mayoritas penduduknya beragama Kristen itu. Dia juga mengunjungi Biara Katolik Suriah Mar Behnam untuk menyampaikan ucapan belasungkawa kepada para korban.

Seorang pejabat keamanan mengatakan kepada Associated Press bahwa salah seorang pemilik gedung itu dan 13 pekerja dan karyawan lainnya sekarang sedang diselidiki atas insiden ini. Salah seorang pemilik bangunan, Chonny Suleiman Naboo mengatakan, kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik dan membantah bahwa mereka telah mengabaikan prosedur keselamatan.

Sekitar 50 jenazah dimakamkan pada Rabu (27/9). Sisa jenazah diperkirakan akan dikubur keesokan harinya. Tapi masih banyak orang mencari anggota keluarga mereka.

Ghazwan misalnya, dia terpisah dari istrinya yang berusia 33 tahun, putranya yang berumur 4 tahun, serta putrinya yang berusia 13 tahun kala kebakaran terjadi. Putrinya yang lain, yang berusia 10 tahun, keluar dari aula dan mengalami luka bakar hampir 98 persen di tubuhnya.

Baca juga : Pengamat: Di Luar Nalar, Berlebihan, Dan Bombastis

Di pusat medis khusus luka bakar di Mosul, Dr Waad Salem mengatakan, 60 persen korban luka mengalami luka bakar parah di wajah, dada, dan tangan. Perempuan dan anak-anak termasuk yang paling terdampak.

Kepala Perawat, Israa Mohammed menambahkan, dia merawat sekitar 200 pasien. Setidaknya 50 anak dinyatakan meninggal setelah tiba di rumah sakit. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.