Dark/Light Mode

Dubes Korea Selatan Untuk Indonesia Lee Sang Deok

Curhat Soal Ribetnya Regulasi Di Indonesia

Kamis, 2 November 2023 08:14 WIB
Dubes Korea Selatan Untuk Indonesia Lee Sang Deok Curhat Soal Ribetnya Regulasi Di Indonesia

RM.id  Rakyat Merdeka - Duta Besar (Dubes) Korea Selatan (Korsel) untuk Indonesia Lee Sang Deok dan Wakil Menteri Kesehatan Indonesia Dante Saksono Harbuwono membuka Indonesia-Korea Medical Roadshow 2023 di Hotel Intercontinental Jakarta, Selasa (31/10).

Acara ini merupakan kerja sama Kedutaan Besar Korsel di Jakarta bersama Korea Trade-Investment Promotion Agency (KOTRA) dan Korea Health Industry Development Institute (KHIDI). Negeri Ginseng berupaya melakukan ekspansi produk unggulan Korea ke Indonesia dalam bidang alat kesehatan, layanan medis dan produk kosmetik.

Dubes Lee dalam pidatonya mengharapkan kemudahan akses bagi pengusaha Korsel untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya dalam bidang kesehatan. Menurutnya, sudah banyak perusahaan Korsel berinvestasi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Namun dalam perjalanannya, mereka mengalami banyak kesulitan menjalankan proses bisnisnya. Terutama dalam urusan peraturan dan birokrasi. Ia berharap, Pemerintah berkomitmen menyelesaikan kesulitan tersebut secara aktif.

Baca juga : Pamerindo Indonesia Kembali Gelar Plastics Rubber Indonesia

Pada kesempatan pertemuan bilateral Korea-Indonesia pada September lalu, Presiden Jokowi berkomitmen akan membantu menyelesaikan kesulitan perusahaan Korea secara aktif.

“Saya meminta perhatian dan dukungan yang berkelanjutan dari Pemerintah Indonesia dan pemangku kepentingan, sehingga kerja sama di bidang kesehatan dan medis juga dapat berhasil dan saling menguntungkan,” pinta Dubes Lee.

Korsel melihat potensi kerja sama dalam bidang kesehatan di Indonesia. Berdasarkan catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia hanya memiliki tujuh tenaga kesehatan aktif untuk setiap 10 ribu penduduknya.

Hal ini menarik minat perusahaan-perusahaan Korsel untuk mengambil bagian mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia. Selain itu, peluang tersebut juga menarik minat agar Korsel bisa mengirimkan tenaga kesehatannya untuk membuka praktik di Indonesia.

Baca juga : PP Ikatan Notaris Indonesia Sebut KLB Bandung Menyalahi AD/ART

Direktur Eksekutif KHIDI, Kim Young Ok mengatakan, Indonesia merupakan pasar potensial yang pertama bagi Korsel untuk kerja sama bidang kesehatan. Indonesia juga menjadi negara pertama di antara  negara Asia Tenggara lain untuk berekspansi.

Dalam rencana reformasi di bidang kesehatan yang diumumkan Pemerintah Indonesia pada tahun ini, terdapat poin untuk mengizinkan tenaga kesehatan asing membuka praktik. Walaupun hal ini masih diperlukan pelaksanaan yang terperinci, ini juga menarik bagi Korsel. Sebab, diperkirakan kehadiran tenaga kesehatan asing di Indonesia akan meningkat dalam waktu dekat.

Kim menyadari, peraturan perundang-undangan maupun izin di setiap negara berbeda-beda. Pengusaha kesehatan dari Korea yang ingin masuk ke Indonesia tentunya akan mempelajari aturan maupun kebudayaan di Indonesia terlebih dahulu.

Berkaitan dengan sertifikasi halal, menurut Kim, itu bukan menjadi hambatan yang berarti bagi perusahaan kesehatan Korsel yang ingin berinvestasi di Indonesia. Justru regulasi maupun aturan yang kerap berubah-ubah di Indonesia yang menjadi hambatan bagi perusahaan Korsel.

Baca juga : Hasto Tegaskan Ganjar-Mahfud Solusi Problematika KKN

Wakil Menteri Kesehatan Dante mengatakan, tahun ini Indonesia merayakan hubungan diplomatik dengan Korsel yang ke-50. Banyak manfaat yang ditawarkan dari kerja sama kedua negara, utamanya di bidang kesehatan.

Transformasi kesehatan telah dan sedang dilakukan Kementerian Kesehatan RI. Pihaknya berkomitmen untuk memperluas kerja sama antara Indonesia dan Korea. Antara lain dengan kerja sama investasi dan teknologi dalam bidang pengembangn obat dan alat kesehatan, kerja sama dalam program peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan melalui fellowship hingga beasiswa. Serta memperluas iklim investasi di Indonesia, utamanya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sa￾nur, Bali.

“Kami berharap agar pemerintah atau rumah sakit swasta dapat berkolaborasi dalam menciptakan layanan rumah sakit internasional yang berkualitas,” ujarnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.