Dark/Light Mode

Korban Jiwa Topan Hagibis, Jepang Tembus 66 Orang

Selasa, 15 Oktober 2019 13:48 WIB
Warga Fukushima terharu bisa selamat dari kediamannya yang terjebak banjir, Senin (14/10), akibat topan Hagibis yang menghantam Jepang pada Sabtu (12/10). (Foto: Reuters)
Warga Fukushima terharu bisa selamat dari kediamannya yang terjebak banjir, Senin (14/10), akibat topan Hagibis yang menghantam Jepang pada Sabtu (12/10). (Foto: Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Korban jiwa akibat topan Hagibis yang menghantam Jepang pada Sabtu (13/10), kini menjadi 66 orang.

Topan Hagibis ini adalah topan yang paling kuat menerjang Jepang dalam beberapa dasawarsa terakhir. Dalam bahasa Tagalog (Filipina), Hagibis berarti "cepat".

Jumlah ini dikhawatirkan masih akan bertambah, karena tim SAR masih menelusuri pemukiman warga yang terendam banjir dan lumpur.

Hingga Selasa (15/10) siang, Kantor Berita NHK melaporkan, 15 orang hilang dan lebih dari 200 orang luka akibat topan Hagibis.

Baca juga : Korban Tewas Topan Hagibis Jepang Bertambah Jadi 18 Orang

Efek lainnya, 138.000 rumah kini kesulitan air bersih. Sementara 24.000 rumah, tidak teraliri listrik. Angka ini sudah jauh menurun dibanding saat awal topan menerjang, yang mencapai ratusan ribu rumah.

Prefektur Fukushima yang terletak di Utara Tokyo, mencatat jumlah korban jiwa tertinggi akibat topan Hagibis. Di prefektur pertanian yang banyak dihuni kaum lansia itu, ada tanggul jebol di setidaknya 14 tempat di sepanjang Sungai Abukuma.

Laporan NHK yang dilansir Reuters menyebutkan, sedikitnya 25 orang tewas di Fukushima. Termasuk, seorang ibu dan anak yang terperangkap di perairan banjir. Seorang anak perempuan lainnya masih hilang.

Warga yang mengungsi, mengaku kaget dengan cepatnya ketinggian air datang saat topan menerjang. Debit air yang bertambah cepat dalam kurun waktu kurang dari satu jam, membuat warga kesulitan menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.

Baca juga : Topan Hagibis Mendarat di Jepang, Satu Orang Tewas

Polisi dan tim SAR kerja menyapu satu per satu rumah di kawasan Fukushima, untuk memastikan tidak ada korban yang terlewat.

"Saya memeriksa situasi, dan ternyata saya terjebak di rumah saya sendiri," ujar salah seorang warga Fukushima, Yoshinagi Higuchi (68), yang berlindung di lantai 2 rumahnya sampai tim SAR tiba.

Terkait hal ini, PM Shinzo Abe mengingatkan, dampak ekonomi akibat terjangan topan kemungkinan akan lebih panjang.

"Pemerintah pusat akan terus melakukan segala yang mungkin dilakukan, sehingga para korban bencana ini dapat kembali ke kehidupan normal mereka sesegera mungkin," terang Abe kepada Komite Parlemen, Selasa (15/10).

Baca juga : Hari Ini, Pemenangnya Diumumkan

Sementara Menteri Keuangan Taro Aso mengatakan, pihaknya siap mengucurkan dana 500 miliar yen (Rp 65 triliun) dana cadangan, untuk pemulihan bencana ini.

Ribuan polisi, petugas pemadam kebakaran, dan personil militer terus mencari orang-orang yang mungkin terperangkap oleh banjir dan tanah longsor.

Meskipun potensi hujan diperkirakan akan berkurang pada Selasa (15/10), suhu cenderung turun di banyak tempat di Jepang pada akhir pekan ini. Beberapa tempat dilaporkan turun agak ekstrim.

Sementara itu, empat kilang utama Jepang mengklaim topan Hagibis tidak berdampak pada operasi kilang mereka. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.