Dark/Light Mode

Saudi Masih Lirik-lirik Tel Aviv, Maroko Bersiap Ceraikan Israel

Jumat, 12 Januari 2024 05:59 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, di Al Ula, Arab Saudi, 8 Januari 2024. (Foto Evelyn Hockstein/ Pool Photo/ Associated Press)
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, di Al Ula, Arab Saudi, 8 Januari 2024. (Foto Evelyn Hockstein/ Pool Photo/ Associated Press)

RM.id  Rakyat Merdeka - Maroko tengah berpikir memutuskan hubungannya dengan Israel, sementara Arab Saudi ingin memperbaiki hubungan dengan negara Zionis itu, saat Israel terus menggempur Jalur Gaza.

Pemerintah Maroko tengah bersiap mengajukan petisi pembatalan normalisasi hubungan dengan Israel. Tuntutan ini muncul gara-gara serangan Israel ke Jalur Gaza tak kunjung berakhir.

Maroko melakukan normalisasi hubungan dengan Israel pada 2020. Negara yang dikenal dengan Negeri Magribi itu mengikuti jejak Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan yang terlebih menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dengan mediasi Amerika Serikat (AS) era Presiden Donald Trump.

“Para pejabat bakal rapat untuk mengajukan petisi pencabutan normalisasi hubungan,” kata Juru Bicara Pemerintah Maroko, Mustafa Baytas, Rabu (10/1/2024), dilansir kantor berita Turki, Anadolu.

Baca juga : Safari Politik Ke Belitung Timur, Mardiono: PPP Perjuangkan Hak Perempuan

Dilansir Middle East Monitor, Kamis (11/1/2024), Pemerintah Maroko wajib mempertimbangkan pendapat masyarakat jika 5.000 orang mendukung petisi itu. Petisi menjadi salah satu cara rakyat Maroko menuntut Pemerintah mengambil kebijakan maupun membatalkan kesepakatan.

Menurut Baytas, petisi diselenggarakan berdasarkan Konstitusi 2011, yang memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan pendapat mereka mengenai isu-isu pembangunan serta perundang-undangan.

Hubungan Diplomatik Israel-Saudi

Sementara Arab Saudi, justru masih memberi harapan bagi Israel untuk menjalin hubungan diplomatik, meski tak semudah membalikkan telapak tangan. Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Inggris, Pangeran Khalid bin Bandar mengungkapkan, negaranya menetapkan sejumlah syarat minimal yang harus dipenuhi dan dipatuhi Israel, demi terwujudnya normalisasi hubungan dengan Arab Saudi.

“Masih ada potensi normalisasi hubungan diplomatik antara Saudi dan Israel, tapi tentunya tidak akan merugikan rakyat Palestina,” kata Pangeran Khalid kepada media Inggris, BBC, Rabu (10/1/2024).

“(Kesepakatan) sudah dekat, tidak diragukan lagi. Bagi kami, titik akhir yang pasti adalah negara Palestina yang merdeka,” imbuhnya.

Baca juga : Survei Y-Publica: Terus Melejit, Partai Gerindra Berpotensi Menang Pemilu

Sebelumnya, Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri (PM) Arab Saudi Mohammed bin Salman bertemu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, di Al Ula, Arab Saudi, Senin (8/1/2024). Blinken mengatakan kepada wartawan, ia membahas masalah normalisasi.

“Ada kepentingan yang jelas untuk mengupayakan hal itu (normalisasi hubungan -red). Namun, membutuhkan berakhirnya konflik di Gaza, dan juga jelas akan membutuhkan adanya jalur praktis menuju sebuah negara Palestina,” terang diplomat nomor satu Negeri Paman Sam itu.

Israel terus menggempur Jalur Gaza menyusul serangan dadakan Hamas, faksi Palestina yang berkuasa di Gaza, 7 Oktober 2023. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Rabu (9/1/2024), perang Israel-Hamas telah menewaskan tak kurang dari 23.357 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak. Sedangkan 59.410 lainnya terluka.

Selain itu, berdasarkan data Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), 85 persen warga Gaza telah mengungsi. Mereka dalam kondisi rawan pangan dan ratusan ribu orang hidup tanpa tempat berlindung. Menurut PBB, meski bantuan telah berdatangan namun belum memenuhi kebutuhan warga.

Baca juga : Jokowi Berusaha Hentikan Perang

Sementara itu di pihak Israel, sekitar 1.200 orang Israel diyakini tewas akibat serangam Hamas.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.