Dark/Light Mode

Cegah Konflik Iran Vs Pakistan Makin Keruh

China Dan Turki Cekatan Melamar Jadi Mediator

Sabtu, 20 Januari 2024 06:45 WIB
Anggota Muslim Talba Mahaz berunjuk rasa protes serangan Iran di perbatasan Pakistan, di Islamabad, Pakistan, Kamis 18/1/2024. Foto: AP/ANJUM NAVEED.
Anggota Muslim Talba Mahaz berunjuk rasa protes serangan Iran di perbatasan Pakistan, di Islamabad, Pakistan, Kamis 18/1/2024. Foto: AP/ANJUM NAVEED.

RM.id  Rakyat Merdeka - Turki dan China cekatan alias gerak cepat mengajukan diri menjadi mediator untuk menengahi konflik Iran dan Pakistan. Turki dan China berharap kondisi di Timur Tengah (Timteng) tidak semakin keruh.

Iran dan Pakistan saling serang gara-gara menuding satu sama lain telah menyembunyikan kelompok teroris. Pakistan melancarkan serangan balasan ke Iran, pada Ka­mis (18/1/2023), dan menewaskan sembilan orang. Iran mengutuk serangan yang disebut telah me­newaskan tiga perempuan, dua laki-laki dan empat anak.

Serangan yang belum pernah ter­jadi sebelumnya di kedua sisi per­batasan tampaknya menargetkan kelompok-kelompok milisi Baloch yang mereka cap teroris. Kedua negara saling menuduh telah me­nyediakan tempat berlindung bagi kelompok-kelompok tersebut di wilayah masing-masing.

Baca juga : Mahasiswa Palestina di Unhan Saksikan Pelepasan Kapal RS Indonesia ke Mesir

Pakistan beralasan, pihaknya melancarkan serangan terhadap Tentara Pembebasan Balo­chistan (BLA) di Provinsi Sis­tan-Baluchistan, Iran.

Pakistan menganggap BLA se­bagai kelompok teroris (Baloch) di Iran. Serangan itu disebut Operasi Marg Bar Sarmach­ar (Death to the Saramchar ter­rorists), yang menggunakan jet tempur Angkatan Udara Pakistan dan amunisi jarak jauh. Sejumlah milisi BLA dikabarkan tewas dalam serangan itu.

Sebelumnya, Iran mengaku menyerang Pakistan den­gan menembakkan rudal dan drone, Selasa (16/12023). Menurut Pakistan, target Iran me­nyasar wilayahnya yang ber­batasan dengan Iran, Provinsi Balochistan. Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdol­lahian, mengaku operasi tersebut menargetkan kelompok milisi Jaish al-Adli, yang disebut Iran, kelompok teroris di Pakistan.

Baca juga : Lelang Jabatan Eselon I Dan II Kementan Ramai Peminat Dari Luar

Serangan kedua jiran itu me­manaskan ketegangan di Tim­teng yang diwarnai konflik saling terkait. Perang Israel dengan Hamas di Jalur Gaza, masih bergejolak. Diperkeruh serangan udara Iran pada Senin malam (15/1/2024) di Irak dan Suriah. Serangan-serangan udara terse­but merupakan respons Teheran atas serangan bom bunuh diri kelompok ISIS di Iran pada awal Januari lalu. Insiden itu menewaskan lebih dari 90 orang.

Iran disebut mendukung per­lawanan Hamas. Lalu, Israel juga berbalas serangan dengan kelompok Hizbullah yang didu­kung Iran, di Libanon.

Sementara, kelompok “perla­wanan Irak” yang didukung Iran menyerang pasukan Amerika Serikat (AS) di Suriah. Adapun AS dan Inggris menggempur ke­lompok Houthi yang didukung Iran, di Yaman.

Baca juga : Solusi Atasi Konflik Laut China Selatan, Ganjar Dorong Kesepakatan Sementara

Iran dan Pakistan, dua negara yang memiliki senjata nuklir telah lama saling curiga atas serangan milisi.

Namun aksi saling serang itu membuat Sekretaris Jenderal Per­serikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres khawatir.

Guterres mendesak bahwa semua masalah keamanan an­tara kedua negara harus diatasi dengan cara-cara damai, melalui dialog dan kerja sama, sesuai dengan prinsip kedaulatan dan hubungan bertetangga yang baik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.