Dark/Light Mode

Isu Palestina Di Pilpres AS, Box Research: Trump Lebih Pro Israel Daripada Biden

Selasa, 13 Februari 2024 10:11 WIB
Profesor Ilmu Politik Universitas Tulane, Dr Bryan Brox dalam diskusi Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) secara online, Senin (12/2/2023). (Foto: RM.id/LDU)
Profesor Ilmu Politik Universitas Tulane, Dr Bryan Brox dalam diskusi Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) secara online, Senin (12/2/2023). (Foto: RM.id/LDU)

RM.id  Rakyat Merdeka - Profesor Ilmu Politik Universitas Tulane, Amerika Serikat (AS), Dr Bryan Brox menilai, pemilih muslim di AS masih menjadikan isu Palestina sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan di Pilpres pada November mendatang. Dari dua kandidat capres yang sedang bersaing yaitu Donald Trump dan Joe Biden, Brox menyebut pemilih pro Palestina lebih cenderung mendukung Biden. Soalnya menurut dia, Trump lebih pro Israel ketimbang Biden.

Hal tersebut disampaikan Brox dalam diskusi yang diselenggarakan Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) secara online, Senin (12/2/2023). 

Pendiri Brox Research itu mengatakan, isu pilpres di AS sebenarnya lebih banyak ditentukan oleh isu-isu dalam negeri. Kata dia, banyak orang Amerika tidak terlalu memikirkan kebijakan luar negeri negaranya. 

Baca juga : Rosan: Tak Benar Prabowo Cuma Menjabat Dua Tahun

Meski begitu, ada sebagian pemilih terutama pemilih muslim yang menaruh perhatian pada isu Timur Tengah, termasuk isu Gaza, Palestina. Dari isu ini, Brox menyebut, pemilih muslim tampaknya akan menjatuhkan pilihan kepada Biden. Brox menyebut Trump adalah pembela Israel yang gigih, melebihi Biden. Saat Trump menjadi presiden, AS bahkan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Dengan kenyataan ini, Brox berpendapat bahwa pemilih AS yang pro Palestina, yang kemungkinan juga termasuk pemilih muslim, sepertinya tidak akan memilih Trump. "Sebab Trump sangat pro Israel. Namun jika mereka tidak mau memilih Biden, kemungkinan mereka tidak akan memilih siapapun atau golput," kata Brox sadar menjawab isu konflik tengah yang ditanyakan Pendiri FPCI, Dino Patti Djalal yang sekaligus menjadi moderator pada diskusi tersebut.

Brox mengatakan, pemilih muslim Amerika, banyak berada di Michigan. Beberapa dari mereka berada di Minnesota. Mereka juga tersebar di seluruh negeri ini. "Namun Michigan khususnya bisa menjadi persaingan yang sangat ketat dan para pemilih tersebut kecewa dengan kebijakan Presiden Biden terhadap konflik tersebut," katanya. 

Baca juga : Bos BTN Yakin Aset BTN Syariah Tembus Lebih Dari Rp 50 Triliun

Brox menjelaskan, isu utama dalam pilpres adalah soal politik identitas, misalnya masalah imigrasi. Isu imigrasi adalah masalah yang sangat serius bagi banyak orang Amerika dan menjadi topik yang hangat dibicarakan jelang Pemilu mendatang. 

Brox mengatakan Amerika Serikat tidak sebatas New York atau Washington. Sebagian besar orang Amerika justru tidak berada di kota-kota besar, melainkan di wilayah lain yang tidak begitu dinamis secara ekonomi. 

"Mereka ada di sana. Mereka mengalami kesulitan ekonomi namun mereka juga mengalami dislokasi berbasis budaya dan identitas karena kurangnya kata-kata yang lebih baik," ujarnya.

Baca juga : Ini Alasan Ganjar Lebih Pilih Program Internet Gratis Daripada Makan Gratis

Isu imigrasi dan isu identitas budaya inilah yang akan memainkan peran terbesar dalam menentukan suara Biden dari Partai Demokrat atau Trump dari Partai Republik. 

Brox mengatakan, pertumbuhan ekonomi Amerika berjalan baik di angka 3 persen. Inflasi sedang turun di negara ini. Faktor ekonomi juga memainkan peran penting dalam Pemilu AS. 

"Jadi, sejauh ini para pemilih, mereka berpendapat bahwa apakah mengizinkan imigran masuk ke negara AS akan mengubah identitas budaya kami? Mereka sangat termotivasi oleh hal tersebut," ujarnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.