Dark/Light Mode

Catatan Dubes RI Teuku Faizasyah Berjumpa Dokter Lulusan Universitas Brawijaya di Norwegia

Selasa, 5 Maret 2024 06:50 WIB
Dubes Teuku Faizasyah (kanan), menerima dokter Astrid dan suaminya, Tomy Nurwanto di KBRI Oslo, Norwegia. (Dok. KBRI Oslo)
Dubes Teuku Faizasyah (kanan), menerima dokter Astrid dan suaminya, Tomy Nurwanto di KBRI Oslo, Norwegia. (Dok. KBRI Oslo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Warung Konsuler yang di selenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Oslo telah memberikan pelayanan kekonsuleran di beberapa kota yang terdapat konsentrasi cukup banyak diaspora Indonesia. Antara Oktober hingga Desember 2023, Warung Konsuler telah diadakan di Rejkyavik (Islandia), Trondheim dan Stavanger.

Pelayanan jemput bola ini dibatasi dengan kuota tertentu, sehingga terkadang dalam satu kunjungan belum semua di aspora dapat terlayani. Dias pora Indonesia yang belum dapat terlayani saat tim konsuler KBRI Oslo ke kota Stavanger adalah kedua putri dari pasangan dr. Astrid dan Tomy Nurwanto.

Pasangan ini bermukim di kota Haugesund, yang berjarak 30 menit dengan kendaraan mobil dari kota Stavanger.

Pada Kamis, 29 Februari 2024, Nico Adam, Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Oslo, memberitahukan kedatangan mereka di KBRI. Saya menyempatkan ke ruang pelayanan konsuler di lantai dasar gedung KBRI untuk berbincang-bincang tentang seputar pengalaman hidup mereka di Norwegia, khususnya pengalaman dr. Astrid, yang merintis profesi dokter di Norwegia.

Baca juga : Seleksi Terbuka, 16 Tokoh Bersaing Jadi Rektor Universitas Pancasila

Saat kami bertukar cerita, kedua putri mereka tampak bergantian diambil foto untuk buku paspor.

Diceritakan bahwa proses untuk dapat mengabdi sebagai tenaga medis di Norwegia cukup panjang. Dokter Astrid menga walinya dengan menjadi tenaga bantuan kesehatan (care giver) selama tiga tahun, selanjutnya menjadi asisten perawat dan kemudian diberi kepercayaan melakukan fungsi medis dengan mendampingi dokter setempat.

Agar dapat menjadi tenaga medis secara penuh, dirinya masih harus mengikuti beberapa rangkaian ujian. Pada tahapan sebelumnya, baik ijazah maupun transkripsi seluruh mata kuliah yang pernah ditempuh selama program dokter di Universitas Brawijaya, diteliti secara rinci oleh pihak terkait di Norwegia.

Di samping itu, untuk dapat berprofesi sebagai dokter, dirinya juga harus mengikuti pendidikan bahasa Norwegia dan minimal berada di tingkat B2 atau mampu berkomunikasi de ngan baik, selain juga harus dapat menulis dalam bahasa Norwegia.

Baca juga : Dubes Singapura Kwok Fook Seng Dukung Kerja Sama Dengan Universitas Muslim Indonesia

Adapun tingkatan belajar bahasa Norwegia meliputi, C1, C2, B1, B2, A1 dan A2. Bila sudah mencapai A2, diibaratkan sudah fasih atau mampu berbahasa seperti warga negara Norwegia (native speaker).

Mendengar perjuangan dr Astrid untuk bisa menjalani profesi dokter di Norwegia, terbersit rasa bangga, setidaknya atas dua hal. Pertama, atas keteguhan hatinya untuk bisa menjadi tenaga medis, serupa dengan enam orang warga negara Indonesia lainnya yang sudah terlebih dahulu berkiprah di profesi ini.

Kedua, bahwa lulusan program studi kedokteran Indonesia tidak kalah kecakapannya dengan lulusan program studi kedokteran dari manca negara lainnya.

Profesi dokter memang istimewa, karena tidak selalu lulusan program studi kedokteran dari suatu negara bisa otomatis atau serta merta bekerja di negara lain. Saya mencatat sewaktu bertugas di Kanada, mayoritas lulusan fakultas kedokteran dari negara selain Kanada, tetap harus menjalani studi kedokteran dari awal lagi.

Baca juga : Dubes Teuku Faizasyah Promosi Destinasi Wisata Di Oslo Travel Expo

Ibaratnya, mereka harus memulai dari titik nol dengan kembali ke kampus. Bahkan, untuk profesi tenaga perawat sekalipun harus terlebih dahulu menjalani pendidikan kepe rawatan di Kanada.

Yang menarik pelajaran dari kisah dr. Astrid, untuk dapat berprofesi sebagai dokter di Norwegia akan ada proses verifikasi status kedokterannya. Selanjutnya, yang bersangkutan harus menjalani serangkaian ujian serta wajib menguasai bahasa setempat.

Di penghujung perbincangan kami, saya sungguh senang mendengar tekad dr. Astrid akan mengambil spesialisasi kedok teran di Norwegia.

Pasangan Tomy Nurwanto, insinyur teknik sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berkiprah di industri pertambangan lepas pantai di kota Stavanger dan istrinya dr. Astrid, menambah daftar panjang diaspora unggulan Indonesia yang berkarier dan mencari nafkah di perantauan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.